Beginilah Puasa Pada Umat Sebelum Islam
Romawi Kuno
Pemeluk agama Romawi kuno sebagaimana halnya dengan bangsa Yunani (Hellas) menganut politeisme, yakni menyembah banyak dewa. Mahadewa Yunani bernama Zeus, sedangkan mahadewa bangsa Romawi adalah Yupiter. Agar dewa tertinggi tidak marah, bangsa Romawi kuno melakukan upacara[1]upacara agama dan mempersembahkan korban. Dengan demikian, bentuk puasa yang dijalankan mereka mengambil ajaran-ajaran bangsa Yunani kuno, yaitu bahwa penderitaan dalam berpuasa akan membuat jalan terbuka bagi pernyataan tobat (rasa menyesal), mencari pahala atau membentuk kepribadian.
Orang-orang Romawi kuno berpuasa pada hari-hari tertentu, terutama ketika menghadapi musuh, dengan maksud agar memperoleh kemenangan. Mereka biasa berpuasa pada bulan Oktober yang biasa disebut puasa Ceres. Kebiasaan ini kemungkinan pengaruh dari orang-orang Yunani Hellenis yang berpuasa dalam rangka memuja dewa Attis.
Zoroaster
Kebiasaan berpuasa juga dikenal di kalangan para pemeluk agama Zoroaster. Agama ini dikenal pada abad ke-8 sebelum Masehi di Persia. Di kalangan pemeluk Zoroaster dikenal puasa yang disebut 'puasa tolak bala bencana' (deprecated fasting). Anehnya, dalam kitab Al-Milal Wan-Nihal terdapat keterangan bahwa agama tersebut melarang seseorang berpuasa. Karena, agama Zoroaster mengajarkan agar seseorang bekerja keras, sedangkan puasa hanya akan melemahkan tenaga untuk bekerja.
Zoroaster juga melarang orang mengurangi makan dan minum. Bahkan, memerintahkan orang memakan makanan yang baik-baik, sehat dan sempurna.