Seperti Cinta, Rahasiakanlah Orang yang Mengeluarkan Angin (Kentut)
Apa yang dilakukan Rasulullah di atas mencerminkan perubahan budaya sosial dari masa jahiliyah ke masa Islam. Dalam budaya Arab pra-Islam, peristiwa memalukan seperti buang gas dianggap sebagai insiden yang perlu dirayakan dengan perundungan dan gelak tawa. Tetapi setelah menerima ajaran Islam, mereka belajar untuk lebih bijaksana dan menghormati satu sama lain.
Dalam Tuhfatul Ahwadzi, Syarh Sunan Turmudzi, Al- Mubarokfuri mengatakan, “Dulu mereka (para sahabat) di masa jahiliyah, apabila ada salah satu peserta majelis yang kentut, mereka pada tertawa. Kemudian beliau (Rasulullah Saw) melarang hal itu.” (Tuhfatul Ahwadzi, 9/189).
Baca Juga; Kisah Isam bin Yusuf Memaksimal Wudhu Batin
Pesan dari kisah ini sangat relevan dalam kehidupan kita. Ini mengajarkan kita untuk selalu berperilaku sopan, menghormati privasi dan kenyamanan orang lain, menjaga kebersihan dalam ibadah, dan tidak merendahkan orang lain, bahkan dalam situasi yang mungkin memalukan atau lucu. Etika adalah hal yang tak ternilai dalam membentuk hubungan sosial yang sehat dan bermakna dalam masyarakat kita.
Demikianlah sahabat sajada.id, sikap Rasulullah menutupi aib dan rasa malu sahabat yang buang gas (kentut) tersebut. Beliau tidak mengumbarnya dan sebaliknya justru memerintahan semua sahabat untuk berwudhu saat akan shalat Maghrib. (sajada.id)
Artikel Terkait:
Lima Hal yang Membatalkan Wudhu
Bersihkan Diri Saat Menghadap Allah
Kencing Sembarangan, Siksa Kubur Siap Menanti