Didiklah Anakmu dengan Akhlak Mulia
Ayat ini sebuah penegasan bagaimana seorang anak harus berbakti kepada ibu dan bapaknya, namun dalam penegasan berikutnya pihak yang dianggap berjasa dalam ayat ini adalah ibu karena mengandung dengan susah payah selama sembilan bulan hingga menyapihnya setelah 30 bulan.
Dari peran ini terlihat jelas bahwa secara kuantitas, ibu memiliki waktu lebih banyak dibanding bapak dalam membersamai anak sehingga memiliki kedekatan secara alamiah. Walaupun dalam kasus sehari-hari kecerewetan ibu dalam menasihati anak kadang kurang didengarkan, berbeda dengan bapak yang sekali menasihati langung didengar. Inilah yang membedakan kekuatan ibu dan bapak, masing-masing memiliki peran yang berbeda dalam mendidik anak.
3. Peran ayah dalam mendidik anak (no fatherless)
Islam memandang bahwa peran ayah ternyata bukan sekadar sebagai mesin pencari uang, ada peran yang sudah dinisbatkan sejak Al Qur’an diturunkan yaitu peran sebagai qawwam (pemimpin).
Peran ini yang akan meluruskan jika ada anggota keluarga yang menyimpang. Ayah adalah pendidik utama dalam keluarga,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا
“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu,” (Q.S. At-Tahrim: 6).
Dengan peran ini, seorang ayah memiliki tanggung jawab yang sangat besar tidak hanya bagi keluarga, tetapi juga kepada pihak yang membebankan amanah. Lalu bagaimana jika ayah memiliki aktivitas luar yang sangat padat atau mungkin berada di luar kota sehingga tidak bisa berinteraksi secara fisik dan komunikasi juga terbatas?
Ini tidak menjadi dalih bahwa kondisi demikian akan memutus pendidikan ayah dan anak. Sejarah mencatat bagaimana pendidikan yang diberikan Ibrahim ‘alaihissalam kepada putranya Ismail. Ibrahim yang bermukim di Palestina, sedangkan Ismail di Baqa’ bersama sang ibu, tetap bisa melakukan pendidikan secara sempurna hingga Ibrahim diangkat sebagai nabi dan rasul.
Kondisi hari ini pun sama, kesibukan dan jarak tidak bisa menjadi alasan pengabaian terhadap pendidikan anak. Kesibukkan dan jarak akan bisa dipertemukan dengan media komunikasi yang ada. Di sinilah peran qawwam sesungguhnya harus diambil oleh seorang ayah.
4. Orang tua adalah protoype bagi anak.
Prorotype atau keteladan memiliki makna bagaimana memberi contoh yang benar dalam berbicara, bersikap, benar berpikir, dan berupaya. Orang tua harus bisa memberikan contoh yang benar kepada putra putrinya mengenai cara berbicara, bersikap, berpikir, dan melakukan berbagai hal yang benar dalam keluarga.
Kebiasaan yang disaksikan dan dialami seorang anak dari orang tuanya secara langsung ataupun tidak langsung akan terekam dalam pikiran, bahkan sangat mungkin akan diikuti oleh anak-anak. Oleh karenya, orang tua harus berusaha memberikan keteladan yang baik bagi anak-anaknya dengan menumbuhkan kasih sayang, mengajarkan ilmu agama dan dunia, dan tak kalah penting adalah memberikan contoh yang baik dalam beribadah.