Didiklah Anakmu dengan Akhlak Mulia
Didiklah Anakmu dengan Akhlak Mulia
SAJADA.ID--Dalam Islam, pendidikan bukan sekadar mentransmisi pengetahuan, tetapi juga sebuah proses pembentukan karakter dan kepribadian yang sesuai dengan ajaran Islam. Untuk mencapainya tentu bukan hal yang mudah, membutuhkan rumusan kurikulum yang menunjang pembentukan pribadi bertakwa, bukan hanya kecerdasan intelektual.
Konsepsi mendidik anak sering dipahami setelah anak mulai memasuki usia sekolah, atau setidaknya setelah anak lahir. Islam mengajarkan bahwa mendidika anak dimulai jauh sebelum anak tersebut lahir, yaitu dengan menyiapkan bibit yang baik baik dari calon ayah maupun ibu. Allah memerintahkan kita untuk memilih orang-orang salih atau salihah ketika menikah sehingga kelak bisa melahirkan generasi yang juga salih.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تَخَيَّرُوْا لِنُطَفِكُمْ فَانْكِحُوا الْأَكْفَاءَ وَاخْطُبُوْا إِلَيْهِمْ
“Pilihlah (tempat yang baik) untuk mani kalian, nikahilah wanita-wanita yang sekufu’ dan nikahkan mereka,” (HR. Al-Hakim).
Inilah yang dilakukan Nabi ketika mengharapkan kesalihan bagi keturunan bangsa Thaif, “Aku berharap Allah akan memunculkan dari anak keturunan mereka orang yang menyembah Allah satu-satunya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun,” (HR. Bukhari).
Namun demikian, ketika anak sudah lahir, orang tua tentu membutuhkan ikhtiar lebih dalam mendidik anak-anak yang telah diamanahkan. Dalam perjalanannya, konsep pendidikan sebuah keluarga adakalanya mengalami blank spot —titik lemah— sehingga terjadi disfungsi dalam menyoroti pendidikan.
Untuk menghindari kekosongan konsep tersebut, inilah yang harus dikembalikan oleh orang tua.
1. Rumah adalah madrasah pertama
Rumah menjadi tempat paling ideal bagi anak-anak untuk belajar dan orang tua adalah pihak yang memediasi tumbuh kembangnya anak agar maksimal.
Namun yang terjadi hari ini, tidak sedikit orang tua yang mengalihkan proses pendidikan ke lembaga pendidikan. Pengalihan fungsi dan tugas pendidikan tersebut dialami banyak kalangan.
Tidak sedikit pula yang kadang menyalahkan sekolah manakala ada target orang tua yang tidak tercapai. Padahal, jika dikembalikan pada konsep sebenarnya, jelas bahwa kewajiban utama mendidik adalah orang tua, bukan sekolah, bimbel, atau lembaga pendidikan lainnya.
2. Peran ibu dalam mendidik anak (Al-Ummu madrasatul ula).
Al-Qur’an menyoroti perempuan sebagai sosok yang luar biasa. Mengingat sedemikian pentingnya kedudukan perempuan dalam mengimbangi populasi kehidupan di dunia ini, Allah mengabadikannya dalam sebuah surat dalam Al Quran, an-Nisa (wanita).
Penyebutan wanita dalam Al-Qur’an sebagai bukti bahwa perempuan sangat dimuliakan dalam Islam. Untuk menjadi seorang ibu yang baik tentu tak lepas dengan perannya sebagai istri yang baik, sampai-sampai muncul pernyatan “kalau tidak bisa jadi sosok istri yang baik, mustahil akan menjadi ibu yang baik”
Secara khusus syari’at Islam memuliakan perempuan dengan peran keibuannya, mengabadikan pengorbanan ibu dalam Al Qur’an,
وَوَصَّيْنَا الإنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلاثُونَ شَهْرًا ...
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan,” (QS. Al Ahqaf: 15).