Gandeng IIEF, Kemenag Targetkan Calon Pendaftar Beasiswa Lebih Matang Kuasai Bahasa Inggris
Gandeng IIEF, Kemenag Targetkan Calon Pendaftar Beasiswa Lebih Matang Kuasai Bahasa Inggris
SAJADA.ID, JAKARTA–Kementerian Agama bertekad terus memacu kualitas penguasaan Bahasa Inggris, bagi calon mahasiswa penerima beasiswa seperti Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB), Beasiswa Dana Abadi Pesantren (DAP) dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Melalui Pusat Pembiayaan Pendidikan Agama dan Keagamaan (Puspenma), Kemenag menggandeng lembaga Indonesian International Education Foundation (IIEF) untuk meningkatkan kapasitas Bahasa Inggris. Penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dua institusi ini, dilakukan di Kantor Kemenag Jakarta Pusat, Selasa (10/12/2024).
Penandatanganan MoU dilakukan oleh Sekretaris Jenderal Kemenag Muhammad Ali Ramdhani dengan Direktur Eksekutif IIEF Diana Kartika. Disaksikan Kepala Puspenma Kemenag Ruchman Basori, Kepala Biro Humas, Data dan Informasi Akhmad Fauzin, Kepala Biro Perencanaan Muhammad Iqbal, Kepala PKUB Muhammad Adib Abdushomad, Kepala Biro Umum Faisal Musa’ad dan Kepala Pusat Bimbingan dan Pendidikan Konghucu Susari.
Muhammad Ali Ramdhani mengatakan, pelibatan IIEF menjadi langkah strategis dalam mencetak calon pendaftar beasiswa, termasuk LPDP, agar semakin berkualitas. “Bahasa Inggris telah disepakati menjadi bahasa internasional, bahkan digunakan dalam bahasa akademik. Dengan kesadaran ini, sudah seharusnya calon penerima beasiswa, mampu menguasai keterampilan berbahasa ini”, terang Dhani.
Menurut Dhani, bahasa, termasuk bahasa Inggris, yang menjadi bahasa penghubung internasional, harus dikuasai, karena bahasa adalah bagian dari jendela dunia. “Ketika kita menguasainya, maka kita bisa melihat dunia secara lebih komprehensif. Untuk itu saya minta kerja sama ini benar terealisasi bukan sekadar di dokumentasi,” terang Guru Besar UIN Bandung ini.
Kepala Puspenma Kemenag Ruchman Basori juga menaruh harapan yang besar atas terjalinnya kerja sama ini. Bagi Ruchman, IIEF selama ini sudah sangat berpengalaman dalam mengasah keterampilan bahasa Inggris kepada calon penerima beasiswa.
Langkah konkrit kerja sama itu lanjut Ruchman, adalah dengan menyelenggarakan pemetaan kompetensi Bahasa Inggris bagi keluarga besar Kementerian Agama, Santri, Mahasiswa, Guru, Dosen, Tenaga Kependidikan dan Alumni PTK Lembaga Pendiidkan di bawah Kemenag.
Saat ini pendaftar pemetaan kompetensi Bahasa Inggris mencapai 520 orang, dan diperkirakan akan terus bertambah. Pemetaan kompetensi Bahasa Inggris Kemenag akan dilaksanakan di lima Pusat Bahasa yang telah ditunjuk, UIN Sunan Ampel, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, UIN Palembang, UIN Banjarmasin dan UIN Makassar.
“Pemetaan kompetensi Bahasa Inggris ini sangat penting bagi Kemenag, yang nantinya akan ditindaklanjuti dengan pelbagai treatmen, sehingga para calon penerima beasiswa benar-benar menguasai bahasa Inggris yang antara lain diukur dengan nilai TOEFL yang memedahi”, kata Ruchman.
Kerjasama dengan IIEF juga akan memastikan bahwa sertifikat TOEFL sebagai syarat BIB dan DAP benar-benar shahih, tidak aspal (asli tapi palsu), tandas Ruchman.
Direktur Eksekutif IIEF Diana Kartika memberikan apresiasi yang tinggi kepada Kemenag, karena telah dipercaya untuk mengawal para calon mahasiswa penerima beasiswa, melalui program pemetaan kompetensi Bahasa.
Pihaknya berharap, kerja sama ini memberikan hasil yang lebih baik, karena telah dimulai dengan pemetaan lebih awal kemampuan berbahasa Inggris para calon penerima beasiswa. “Ini menjadi sebuah kehormatan bagi IIEF yang merupakan pemegang lisensi tunggal penguji bahasa Inggris (educational testing service/ETS),” ujar Diana.