Home > Al Quran

Awal Mula Ada Tanda Titik dan Harakat Al-Quran

Ada tiga fase penulisan Al-Quran untuk pemberian tanda baca, Harakat, dan syakal Al-Quran.

Baru kemudian, pada masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah, diberikan tanda baris berupa dhammah, fathah, kasrah, dan sukun untuk memperindah dan memudahkan umat Islam dalam membaca Al-Quran. Pemberian tanda ini mengikuti cara pemberian baris yang telah dilakukan oleh Khalil bin Ahmad Al Farahidy, seorang ensiklopedi bahasa Arab terkemuka kala itu. Menurut sebuah riwayat, Khalil bin Ahmad juga yang memberikan tanda hamzah, tasydid, dan ismam pada kalimat-kalimat yang ada.

Baca Juga:

Jalan Panjang Penulisan Al-Quran

Keutamaan Membaca dan Mengajarkan Al-Quran

Perhatikan Tanda Berhenti (Waqaf) Saat Membaca Al-Quran

Amalan Kecil Berbuah Pahala Sebesar Gunung Uhud

Lailatul Qadar, Bisakah Terjadi di Luar Ramadhan?

Kemudian, pada masa Khalifah Al-Makmun, para ulama selanjutnya berijtihad untuk semakin mempermudah orang untuk membaca dan menghafal Al-Quran, khususnya bagi orang selain Arab, dengan menciptakan tanda-tanda baca tajwid yang berupa isymam, rum, dan mad.

Sebagaimana mereka juga membuat tanda lingkaran bulat sebagai pemisah ayat dan mencantumkan nomor ayat, tanda-tanda wakaf (berhenti membaca), ibtida (memulai membaca), menerangkan identitas surah di awal setiap surah yang terdiri atas nama, tempat turun, jumlah ayat, dan jumlah 'ain.

Tanda-tanda lain yang dibubuhkan pada tulisan Al-Quran adalah tajzi', yaitu tanda pemisah antara satu Juz dan yang lainnya, berupa kata 'juz' dan diikuti dengan penomorannya dan tanda untuk menunjukkan isi yang berupa seperempat, seperlima, sepersepuluh, setengah juz, dan juz itu sendiri.

Dengan adanya tanda-tanda tersebut, kini umat Islam di seluruh dunia, apa pun ras dan warna kulit serta bahasa yang dianutnya, mereka mudah membaca Al-Quran. Ini semua berkat peran tokoh-tokoh di atas dalam membawa umat menjadi lebih baik, terutama dalam membaca Al-Quran.

× Image