Allah Sangat Menyukai Orang yang Membersihkan Diri
Allah Sangat Menyukai Orang yang Membersihkan Diri
Oleh Syahruddin El Fikri
SAJADA.ID—Sahabat yang dirahmati Allah SWT.
Setiap orang, pasti senang dengan kebersihan. Sebab, bersih itu tampak indah, cantik, bagus, baik, dan jauh dari hal-hal yang kotor, buruk, dan jelek.
Sebaliknya, tidak ada orang yang suka dengan yang kotor, buruk, dan jelek. Sebab, kotor berarti tidak bersih. Dan sesuatu yang kotor akan menjadi sarang penyakit (kuman). Orang yang tidak suka dengan hal-hal yang bersih, akan mudah diserang penyakit. Orang yang enggan membersihkan diri dan pakaiannya kurang disukai oleh lingkungannya.
Bersih identik dengan suci. Sebab, orang yang suka dengan kebersihan, yakni bersih dari kotoran (lahiriyah) dan bersih dari dosa (batiniyah), maka biasanya dianggap sebagai orang yang suci.
Baca Juga: Lima Hal yang Membuat Wudhu Jadi Makruh
Dalam Al-Quran, banyak ayat yang menekankan pentingnya masalah kebersihan dan kesucian, baik tempat, pakaian, badan (jiwa), maupun hati. Dan Allah SWT sangat menyukai orang-orang yang suci, bersih, dan senantiasa membersihkan diri.
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.” (QS Al-Baqarah [2]: 222).
وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ
“Dan pakaianmu, bersihkanlah.” (QS Al-Muddatstsir [74]: 4).
“Janganlah kamu menyentuhnya (Al-Quran) kecuali dalam keadaan suci.” (Al-Waqi’ah [56]: 74).
“Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih.” (QS At-Taubah [9]: 108).
“(lngatlah) ketika ia datang kepada Tuhannya dengan hati yang suci.” (QS Ash-Shaffat [37]: 84).
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS An-Nur [24]: 30).
Baca Juga: A to Z Masalah Wudhu
Ketika akan melaksanakan shalat, seorang Mukmin diperintahkan untuk membersihkan diri dengan cara berwudhu. Wudhu merupakan syarat sah untuk melaksanakan shalat.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَىٰ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ ۚ مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلَٰكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.” (Al-Ma`idah [5]: 6).