Home > Hikmah

Kisah Syekh Abdul Qadir Selalu dalam Keadaan Suci Alias Berwudhu

Beliau senantiasa menjaga wudhunya, bahkan ketika hendak tidur.
Ilustrasi
Ilustrasi

Syekh Abdul Qadir Selalu dalam Keadaan Suci

SAJADA.ID--Para ulama sufi sepakat bahwa inti dari makna sufi adalah seorang hamba yang senantiasa berupaya secara ekstra dan sungguh-sungguh untuk mensucikan dirinya; baik secara lahir maupun batin, sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Mensucikan diri dengan laku batin adalah dengan berusaha sekuat tenaga untuk menjalankan semua perintah Allah (lewat menjalankan ibadah dan amal shaleh di atas kebiasaan orang-orang awam) dan menjauhi segala yang dilarang-Nya (yakni dengan menjauhi dosa kecil hingga besar serta menjauhi sifat-sifat yang tercela; dari tingkatan rendah hingga tingkatan yang tertinggi).

Baca Juga: Rezeki dari Allah untuk Cacing yang Buta

Pada intinya, seorang sufi yang berusaha keras untuk mensucikan batin atau hatinya adalah ia selalu menjaga hatinya setiap saat agar selalu bersama Allah dalam kondisi apa pun dan di mana pun.

Adapun upaya yang dilakukan oleh seorang sufi untuk mensucikan diri dengan laku lahiriah salah satunya adalah dengan cara berwudhu secara istiqamah tanpa harus hendak menunaikan shalat, ini dinamakan wudhu lahir. Bahkan ada seorang sufi yang ketika hatinya tidak ingat Allah, ia merasa batal dan berdosa. Karena itu ia berwudhu kembali untuk memperbaharuinya, ini dinamakan wudhu batin. Dalam buku 99+ Karomah Syekh Abdul Qadir Al Jaelani, karya Ibnu Watiniyah dijelaskan tentang berbagai keistimewaan dari sultanul auliya ini.

Baca Juga: Cacing Bertasbih dan Bershalawat

Itulah cara wudhu yang dilakukan oleh seorang sufi. Dan Syekh ‘Abdul Qâdir Al-Jaelânî adalah sufi sejati, bahkan gurunya para sufi. Sudah barang tentu ia selalu menjaga wudhunya setiap saat. Ketika batal, maka ia akan berwudhu kembali untuk memperbaharui wudhunya tersebut. Dan wudhunya beliau adalah wudhu lahir dan batin, meskipun dalam cuuca dingin yang dapat membekukan tubuh.

Baca Juga: Pakar Kesehatan Ini Masuk Islam karena Kagum dengan Wudhu

Salah buktinya beliau selalu menjaga wudhunya adalah sebagaimana yang diriwayatkan oleh Syekh Abu Abdillah Muhammad al-Harawi, “Saya berkhidmat menjadi mitra dan mendampingi Syekh ‘Abdul Qâdir selama empat puluh tahun lamanya. Selama itu saya (Syekh Abu Abdillah) menyaksikan beliau bila shalat Shubuh hanya dicukupkan dengan wudhu Isya, artinya beliau tidak batal wudhu.

Seusai shalat lalu Syekh ‘Abdul Qâdir Al-Jaelânî masuk kamar menyendiri sampai waktu shalat Shubuh. Para pejabat pemerintah banyak yang datang untuk bersilaturrahmi, tapi kalau datangnya malam hari tidak bisa bertemu dengan beliau terpaksa mereka harus menunggu sampai waktu Shubuh.”

× Image