Home > Agama

Gus Nadir: Tayangan Trans7 Bukan Sekadar Salah Tayang, Tapi Penghinaan terhadap Kiai dan Pesantren

Apa yang dilakukan Trans7 bukan sekadar salah tayang. Ini penghinaan. Narasinya ngawur, dibacakan dengan gaya yang merendahkan, disertai visual dan caption yang secara sistematis membangun framing jahat terhadap para kiai.
Gus Nadirsyah Hosen
Gus Nadirsyah Hosen

Gus Nadir: Tayangan Trans7 Bukan Sekadar Salah Tayang, Tapi Penghinaan terhadap Kiai dan Pesantren



SAJADA.ID, JAKARTA – Gelombang kecaman terhadap program Xpose Uncensored yang ditayangkan Trans7 terus meluas. Tayangan tersebut dianggap melecehkan pesantren, kiai, dan dunia pendidikan Islam tradisional di Indonesia. Salah satu tokoh yang angkat bicara adalah Gus Nadirsyah Hosen atau Gus Nadir, ulama sekaligus akademisi yang kini menetap di Australia.

Melalui pernyataannya yang beredar di media sosial, Gus Nadir menegaskan bahwa tindakan Trans7 tidak bisa dibenarkan hanya dengan alasan “salah tayang”. Menurutnya, tayangan tersebut merupakan bentuk penghinaan yang terstruktur terhadap kalangan pesantren dan para kiai.

“Apa yang dilakukan Trans7 bukan sekadar salah tayang. Ini penghinaan. Narasinya ngawur, dibacakan dengan gaya yang merendahkan, disertai visual dan caption yang secara sistematis membangun framing jahat terhadap para kiai,” ujar Gus Nadir dalam pernyataannya.

Ia menegaskan bahwa dirinya tumbuh dalam tradisi intelektual yang menjunjung tinggi kritik dan kebebasan berpendapat sebagaimana lazimnya tradisi akademik Barat. Namun, apa yang dilakukan oleh Trans7, menurutnya, bukanlah kebebasan pers, melainkan serangan terencana terhadap kehormatan pesantren.

“Saya tidak bisa tinggal diam. Saya tumbuh dalam tradisi kritik dan kebebasan berpendapat ala akademik Barat, tetapi yang dilakukan Trans7 bukan kebebasan pers. Ini serangan terencana terhadap kehormatan pesantren,” tegasnya.

Framing Jahat terhadap Dunia Pesantren

Dalam tayangan yang kini ramai diprotes berbagai pihak itu, program Xpose Uncensored menampilkan narasi dan visual yang dinilai menjelekkan institusi pesantren serta para kiai. Framing yang dibangun dalam tayangan tersebut seolah mengaitkan pesantren dengan hal-hal negatif, sehingga memunculkan kemarahan dari berbagai kalangan Nahdlatul Ulama (NU) dan ormas Islam lainnya.

Bagi Gus Nadir, pesantren bukan hanya lembaga pendidikan agama, tetapi juga pusat pembentukan karakter dan moral bangsa. Karena itu, penghinaan terhadap pesantren sama saja dengan melecehkan warisan budaya dan spiritual umat Islam di Indonesia.

Image
SAJADA.ID

Partner of Republika Network. Official Media Yayasan Rumah Berkah Nusantara. email: infosajada.id, Silakan kirimkan info

× Image