Home > Hikmah

Inilah Khutbah Rasulullah SAW Menjelang Ramadhan

Setidaknya ada enam hal yang disampaikan Rasulullah tentang kemuliaan Ramadhan.

Inilah Khutbah Rasulullah SAW Menjelang Ramadhan

.

SAJADA.ID—Sahabat yang dirahmati Allah SWT. Pada suatu ketika menjelang bulan Ramadhan, Rasulullah SAW menyampaikan sebuah khutbah kepada para sahabat-sahabatnya akan kemuliaan dari bulan Ramadhan. Khutbah singkat namun penuh makna itu menunjukkan betapa pentingnya bagi umat Islam untuk mengisi hari-hari di bulan Ramadhan dengan beribadah kepada Allah SWT.

Berikut isi khutbah Rasulullah SAW menjelang Ramadhan;

يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ أَظَلَّكُمْ شَهْرٌ عَظِيمٌ، شَهْرٌ مُبَارَكٌ، شَهْرٌ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، جَعَلَ اللهُ صِيَامَهُ فَرِيضَةً، وَقِيَامَ لَيْلِهِ تَطَوُّعًا، وَهُوَ شَهْرُ الصَّبْرِ، وَالصَّبْرُ ثَوَابُهُ الْجَنَّةُ، وَشَهْرُ الْمُوَاسَاةِ، مَنْ فَطَّرَ فِيهِ صَائِمًا كَانَ لَهُ مَغْفِرَةً لِذُنُوبِهِ، وَعِتْقَ رَقَبَتِهِ مِنَ النَّارِ، وَكَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَجْرِهِ شَيْءٌ. قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللهِ، لَيْسَ كُلُّنَا يَجِدُ مَا يُفَطِّرُ الصَّائِمَ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يُعْطِي اللهُ هَذَا الثَّوَابَ مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا عَلَى مَذْقَةِ لَبَنٍ أَوْ تَمْرَةٍ أَوْ شَرْبَةٍ مِنْ مَاءٍ، وَمَنْ أَشْبَعَ صَائِمًا سَقَاهُ اللهُ مِنْ حَوْضِي شَرْبَةً لَا يَظْمَأُ حَتَّى يَدْخُلَ الْجَنَّةَ، وَهُوَ شَهْرٌ أَوَّلُهُ رَحْمَةٌ، وَأَوْسَطُهُ مَغْفِرَةٌ، وَآخِرُهُ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ (رواه البيهقي وابن خزيمة وغيرهما)

Baca Juga: Awal Puasa, Mana yang Harus Diikuti; Pemerintah, Ulama, atau Ormas?

“Wahai manusia!

Sungguh telah datang kepada kalian bulan Allah dengan membawa berkah rahmat dan ampunan Allah. Bulan yang mulia disisi Allah. Hari-harinya adalah hari[1]hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Waktu demi waktunya adalah waktu-waktu yang paling utama.

Sungguh telah datang kepada kalian bulan Allah dengan membawa berkah rahmat dan ampunan Allah. Bulan yang mulia disisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Waktu demi waktunya adalah waktu-waktu yang paling utama.

Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya. Di bulan ini napas-napasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmu diterima, dan doa-doa di kabulkan. Memohonlah kepada Allah, Tuhanmu, dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk menjalankan puasa dan membaca kitab-Nya.

Baca Juga: Menghisabkan NU Merukyatkan Muhammadiyah

Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah di bulan yang agung ini. Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu akan kelaparan dan kehausan di hari kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fakir dan miskin. Muliakanlah orang tuamu, sayangilah yang muda, sambungkanlah tali silaturahim (persaudaraan), jaga lidahmu, tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal kamu memandangnya dan jagalah pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarnya.

Kasihilah anak-anak yatim, niscaya kamu dikasihi manusia dan anak-anak yatimmu. Bertobatlah kepada Allah atas dosa-dosamu. Angkatlah tanganmu untuk berdoa pada waktu shalatmu, karena itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah SWT memandang hamba-hamba-Nya dengan penuh kasih. Dia menjawabnya ketika mereka menyeru-Nya, menyambutnya ketika mereka memanggil-Nya dan mengabulkan doanya ketika mereka berdoa kepada Allah.

Wahai manusia!

Sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-amalmu, maka bebaskanlah dengan istighfar (Astaghfirullah al-Azhim). Punggung-punggungmu berat karena beban (dosa)-mu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu. Ketahuilah! Allah bersumpah dengan segala kebesaran-Nya, bahwa Dia tidak akan mengazab orang-orang yang shalat dan sujud, dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri di hadapan Rabbul ‘Alamin.

× Image