Mengapa Doa Ibu Mustajabah?

Mengapa Doa Ibu Mustajabah?
Kasih anak sepanjang galah, kasih ibu sepanjang masa.
SAJADA.ID--Ibu adalah sosok mulia yang melahirkan anaknya. Ia mengorbankan bahkan mempertaruhkan jiwa dan raganya saat melahirkan. Karena itulah, agama Islam memerintahkan kepada seorang anak untuk senantiasa berbakti kepada kedua orang tuanya, terlebih pada ibunya.
Sebagaimana dikisahkan dalam sebuah hadits Nabi Muhammad SAW, ada seorang pemuda datang menemui Rasulullah. Ia bertanya:
"Wahai Rasulullah, siapakah orang yang harus aku muliakan di dunia ini?" Rasul menjawab: "Ibumu." "Kemudian siapa lagi, Ya Rasulullah?" Rasul menjawab: "Ibumu." Si pemuda bertanya lagi: "Lalu siapa lagi?" Rasul menjawab: "Ibumu." "Kemudian setelah itu siapa ya Rasulullah?" "Bapakmu," jawab Rasulullah SAW.
Tiga kali Rasulullah menegaskan tentang ibu, setelah itu baru bapak. Hal ini menunjukkan betapa mulianya ibu dalam pandangan Rasulullah SAW.
Dalam Al-Quran, Allah berfirman:
وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ اِحْسَانًاۗ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ كُرْهًا وَّوَضَعَتْهُ كُرْهًاۗ وَحَمْلُهٗ وَفِصٰلُهٗ ثَلٰثُوْنَ شَهْرًاۗ حَتّٰىٓ اِذَا بَلَغَ اَشُدَّهٗ وَبَلَغَ اَرْبَعِيْنَ سَنَةًۙ قَالَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَصْلِحْ لِيْ فِيْ ذُرِّيَّتِيْۗ اِنِّيْ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاِنِّيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ ١٥
Latin: "wa washshainal-insâna biwâlidaihi iḫsânâ, ḫamalat-hu ummuhû kurhaw wa wadla‘at-hu kurhâ, wa ḫamluhû wa fishâluhû tsalâtsûna syahrâ, ḫattâ idzâ balagha asyuddahû wa balagha arba‘îna sanatang qâla rabbi auzi‘nî an asykura ni‘matakallatî an‘amta ‘alayya wa ‘alâ wâlidayya wa an a‘mala shâliḫan tardlâhu wa ashliḫ lî fî dzurriyyatî, innî tubtu ilaika wa innî minal-muslimîn
Artinya: "Kami wasiatkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandung sampai menyapihnya itu selama tiga puluh bulan. Sehingga, apabila telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun, dia (anak itu) berkata, “Wahai Tuhanku, berilah petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dapat beramal saleh yang Engkau ridai, dan berikanlah kesalehan kepadaku hingga kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada-Mu dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim.” (QS. Al Ahqaf ayat 15).

Partner of Republika Network. Official Media Yayasan Rumah Berkah Nusantara. email: infosajada.id, Silakan kirimkan info