Doanya Mustajab, Pahala Berlipat Ganda Bagi Orang yang Teraniaya
Akhirnya, datanglah seseorang menghentikan perbuatan buruk si budak itu. “Wahai fulan, apa yang kamu lakukan? Mengapa engkau memukuli tuanmu?” tanya laki-laki yang menghentikan perbuatan buruknya tadi. Kesadaran mulai menghinggapi pikirannya. “Siapa ini?”
Laki-laki itu pun menceritakan, orang yang dipukulinya itu adalah tuannya, Ibrahim bin A'zham. Si budak yang sudah dimerdekakan ini pun kemudian meminta maaf atas perbuatannya tadi. Ia lalu berkata, “Wahai Tuan, maafkan kesalahanku.” Ibrahim pun memaafkannya.
Si budak yang telah dimerdekakan ini berkata, “Wahai Tuan, aku telah memukuli dan menyakitimu. Namun, engkau selalu saja berdoa yang terbaik untukku dan berkata semoga Allah mengampuniku.”
Baca Juga: Doa Saat Mendengar Petir
Ibrahim berkata, “Bagaimana aku tak mendoakanmu sebab karena perbuatanmu itu yang bisa mengantarkanku ke surga. Maka sudah selayaknya aku memohon doa kepada Allah agar Ia mengampunimu,” ujarnya.
Sahabat, dari kisah tersebut dapat kita ambil kesimpulan, seburuk apa pun perbuatan orang kepada kita, sudah selayaknya kita tak membalasnya dengan keburukan pula. Sebaliknya, kita dianjurkan mendoakannya dan berharap yang bersangkutan mendapat petunjuk Allah SWT.
Sebab, jika kita membalas perbuatannya dengan keburukan pula, kita ikut berbuat zalim. Agama mengajarkan, bila melihat kemungkaran, kita harus mengubahnya (menghentikannya) dengan kekuasaan yang dimiliki.
Artikel Terkait:
Jaga Empat Hal Ini dalam Berwudhu
Pengen Sehat? Amalkan Ajaran Islam Berikut Ini
Malaikat Berebut Mencatat Amal Orang Ini
Jika kita tak mampu, maka hentikan dengan lisan atau perkataan yang baik. Dan bila tak mampu juga, cukuplah dengan hati untuk membenci perbuatan buruk itu. Kisah di atas juga mengajarkan agar kita tak semena-mena menganiaya (menzalimi) orang lain.
Misalnya mencuri, membunuh, membohongi, atau mengambil hak orang lain. Sebab, doa orang teraniaya itu sangat mustajab dan dikabulkan Allah.
Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda: