Begini Rancangan Posisi Tempat Wudhu Duduk yang Baik
Penelitian lainnya dilakukan oleh Saktiwan (2010) yaitu perancangan ulang tempat wudhu lansia meliputi penambahan tempat duduk wudhu, penambahan pijakan kaki, merancang ketinggian keran sesuai posisi duduk, mengganti keran yang mudah dibuka dengan pegangan keran yang panjang dan penambahan hand rail, perancangan komponen ini berdasarkan pendekatan antropometri lansia pengguna tempat wudhu.
Hardian (2011) melakukan penelitian terkait dengan kajian secara ergonomi tempat wudhu umum dalam lingkungan virtual. Sedangkan pada penelitian ini lebih ditekankan pada rancangan tempat wudhu dengan posisi duduk yang ditinjau dari aspek ergonomi.
Berdasarkan pada permasalahan yang terjadi pada tempat wudhu duduk dan beberapa penelitian terdahulu, maka pada penelitian ini akan dilakukan rancangan ulang tempat wudhu duduk dengan mengevaluasi tempat wudhu yang telah ada. Rancangan tempat wudhu duduk ini lebih ditekankan pada tinjauan ergonomi dengan menggunakan data antropometri.
Baca Juga: Bukan Berdiri, Begini Posisi Wudhu yang Baik
Sander & Mc.Cormick (1987) mendefinisikan antropometri sebagai pengukuran dimensi tubuh atau karakteristik fisik tubuh lainnya yang relevan dengan desain tentang sesuatu yang dipakai orang.
Panero dan Zelnik (1979) menjelaskan bahwa perancangan tempat duduk harus memungkinkan untuk melakukan perubahan variasi, disesuaikan dengan antropometri pengguna dan fleksi lutut membentuk 90o dengan telapak kaki. Antropometri juga dapat digunakan sebagai dasar perancangan stasiun kerja yang menjadi lebih aman dan nyaman (Prado-Lu, 2007).
Penerapan data antropometri dewasa ini telah digunakan pada semua aspek kehidupan. Ketidaksesuaian hasil rancangan dengan dimensi tubuh manusia akan berdampak pada ketidaknyamanan dalam penggunaannya.