Home > Agama

Begini Rancangan Posisi Tempat Wudhu Duduk yang Baik

Posisi wudhu yang terbaik adalah dengan duduk, bukan jongkok atau berdiri.

Rancangan Tempat Wudhu

Untuk memudahkan masyarakat atau pengurus masjid maupun mushola membuat tempat wudhu duduk, Qurtubi dan Hari Purnomo membuat rancangan tempat wudhu duduk. Rancangan tempat wudhu dilakukan dengan konsep parsipatori dengan melibatkan pihak tekait seperti ahli ergonomi, arsitek maupun pengguna tempat wudhu. Langkah-langkah yang dilakukan adalah :

1. Penyamaan persepsi terhadap anggota tim tentang rancangan tempat wudhu dengan posisi berdiri untuk membahas konsep tempat wudhu yang ergonomis.

2. Pemilihan data antropometri yang digunakan untuk perancangan tempat wudhu. Data antropometri yang digunakan adalah Tinggi bahu berdiri (Tbb), Tinggi bahu duduk (Tbd), Tinggi popliteal (Tpo), Lebar pinggul (Lp), Panjang popliteal-pantat (Ppp), Jangkauan horisontal duduk (Jhd), dan lebar bahu (Lb).

3. Menentukan nilai persentil yang disesuaikan dengan kebutuhan rancangan. Aturan yang digunakan adalah : (a) Tempat barang menggunakan dimensi Tbb dengan persentil ke-95; (b) Tinggi keran menggunakan dimensi Tbd dan Tpo dengan persentil ke-5 (Tinggi keran = Tbd +Tpo); (c) Tinggi tempat duduk menggunakan dimensi Tpo dengan persentil ke-5; (d) Lebar tempat duduk menggunakan dimensi Lp dengan persentil ke-95; (e) Panjang tempat duduk menggunakan dimensi Ppp dengan persentil ke-5; (f) Jarak antara tempat duduk dengan keran menggunakan dimensi Ppp dengan persentil ke-5; (g) Jarak antar tempat duduk menggunakan dimensi Lb dengan persentil ke-95; dan (h) Tempat sabun menggunakan dimensi Tbd dengan persentil ke-5 ditambah dengan 10 cm diatas Tbd (10 cm di atas keran).

Implementasi data antropometri terhadap rancangan peralatan dapat dijelaskan sebagai berikut:

dok. Qurtubi dan Hari Purnomo
dok. Qurtubi dan Hari Purnomo

(1) Tbb digunakan untuk merancang tempat barang dengan menggunakan persentil ke-95. Penggunaan persentil ini ditujukan agar tidak terlalu pendek namun masih dalam kenyamanan untuk menaruh dan mengambil barang. Tempat menaruh barang dianjurkan tidak terlalu lebar agar pengguna tidak terbentur pada saat berdiri setelah berwudhu;

(2) Tbd digunakan untuk menentukan ketinggian keran tempat wudhu dengan menggunakan persentil ke-5 dengan tujuan agar jarak keran dengan kaki dekat untuk menghindari cipratan air ke tubuh (Tinggi keran = Tbd +Tpo);

(3) Tpo digunakan untuk menetapkan ketinggian tempat duduk dengan menggunakan persentil ke-5 agar terjadi kemudahan penggunaan antara orang yang tungkainya pendek untuk duduk,

(4) Lp digunakan untuk merancang lebar tempat duduk dengan menggunakan persentil ke-95. Pertimbangan mengambil persentil ini agar pengguna yang paling besar pinggulnya dapat menggunakan tempat duduk tersebut;

(5) Ppp digunakan untuk menentukan panjang tempat duduk dengan menggunakan persentil ke-5 dengan pertimbangan panjang tempat duduk tidak boleh terlalu panjang agar nyaman digunakan;

(6) Jhd digunakan untuk menentukan jarak antara tempat duduk ke keran, dengan menggunakan persentil ke-5, hal ini diharapkan pengguna mudah menjangkau keran tanpa harus membungkuk atau memiringkan badan;

Baca Juga: Begini Posisi Wudhu yang Baik

(7) Lb digunakan untuk menetapkan jarak antar tempat duduk, persentil yang digunakan adalah persentil ke-95 dengan pertimbangan orang yang bahunya paling besar dapat melewati ruang antar tempat duduk;

(8) Tinggi pijakan kaki diasumsikan setengah dari tinggi popliteal, dengan tinggi ini diharapkan kaki tidak terangkat terlalu tinggi agar masih jadi keseimbangan tubuh dalam duduk. Tinggi pijakan kaki jangan terlalu rendah yang menyebabkan membungkuk terlalu dalam. Jarak antar keran dihitung dari jarak antar tempat duduk ditambah dengan Lp. Sedangkan tinggi tempat sabun diasumsikan 10 cm diatas tinggi keran.

× Image