Penyesalan Besar Si Tukang Bangunan
Mendengar pernyataan sang majikan, maka si tukang bangunan ini tertunduk lesu. Ia tak menyangka, di masa pensiunnya akan menerima satu unit rumah. Dan ia amat sangat menyesal, karena rumah yang dihadiahkan untuknya, adalah rumah yang dikerjakannya sendiri. Namun, jauh dari yang terbaik dibandingkan rumah yang biasa ia bangun. Ia menyesal tidak membangunnya dengan baik. Ia menyesal telah memilih bahan-bahan yang sekadarnya, bukan yang terbaik. Namun, apa hendak mau dikata, semua sudah terjadi. Seandainya ia mengetahui dari awal, tentu ia akan melakukannya dengan yang terbaik, bahkan lebih baik dari bangunan lainnya. Tapi, semuanya sudah terlambat.
Nah, sahabat Rumah Berkah, kisah ini semoga menjadi pelajaran bagi kita, bahwa penyesalan selalu datang belakangan. Tetapi secara umum, jika kita bekerja bukan dengan hati, maka hasilnya pun akan terlihat. Begitu pula kiranya dalam hal ibadah, kebanyakan kita mungkin berharap pahala yang besar, tetapi kita tidak menyiapkan diri untuk memberikan yang terbaik.
Allah mengirimkan kita dunia ini untuk menaati semua perintah-perintah-Nya, sebagai bekal untuk membangun istana nanti di surga atau akhirat. Sekarang, kita yang akan menentukan mau seperti apa bangunan kita di surga nanti, apakah dengan sekadarnya saja, atau yang paling bagus dan bahkan lebih bagus dari yang lainnya.
Semoga bermanfaat. (sya/RB)
Baca Juga: Palestina adalah Mahsyar, Tempat Berkumpulnya Umat Manusia
Produk-Produk Ini Diduga Berafiliasi dengan Israel
Artikel Menarik Lainnya:
Kisah-Kisah Islami dan Inspiratif
Tempat Bersejarah di Dunia Islam
Ulasan Seputar Buku dan Kitab Klasik
Cerita Abu Nawas dan Humor Lucu
Silakan beri komentar atas berita ini, dan monggo dibagikan bila bermanfaat.
Terima kasih.