Home > Agama

IBF dan Optimisme Membangkitkan Literasi Bangsa

Minat baca bangsa Indonesia dinilai masih sangat rendah.

Hal ini memberikan secercah harapan akan mulai tumbuhnya minat baca dan berkurangnya buta aksara. Sebab, merujuk pada data BPS, hingga tahun 2021, jumlah masyarakat Indonesia yang tidak bisa membaca dan menulis (buta huruf) mencapai 2,9 juta orang. Angka ini jauh makin baik dibandingkan 10 tahun lalu, dimana masih terdapat 7.752.627 orang, yang terdiri atas 2.816.207 orang pria, dan 4.936.420 orang Wanita, yang tidak bisa membaca maupun menulis.

Pemerintah terus menggalakkan pemberantasan buta aksara ini, demi mencapai Indonesia yang maju, cerdas, dan bermartabat. Dan melepaskan masyarakat dari buta huruf serta buta aksara ini tentunya bukan tugas pemerintah semata. Ini juga bukan hanya tugas guru di sekolah, atau orang tua di rumah, tetapi ini tugas setiap individu, tugas kita semua untuk maju, dan hak setiap pribadi untuk mendapatkan (akses) pendidikan serta buku-buku bacaan.

Masyarakat yang berada di perbatasan negara tetangga atau pulau terpencil dan terluar wilayah Indonesia juga berhak mendapatkan buku dan akses pendidikan. Sebab, masyarakat terluar dan terpencil memiliki potensi yang sangat besar mengalami buta huruf akibat minimnya sumber bacaan dan sulitnya mendapatkan akses pendidikan.

Tanpa dukungan, bantuan dan kerja sama semua pihak, maka kondisi masyarakat —terutama masyarakat Indonesia yang berada di wilayah terluar dan terpencil— akan semakin buruk. Untuk itulah perlunya berbagai upaya, mulai dari Gerakan Indonesia Membaca, Gerakan Indonesia Menulis, Gerakan Berantas Buta Aksara, hingga Gerakan Wakaf Buku perlu digalakkan. Demi membebaskan Indonesia dari buta aksara, dan mencerdaskan seluruh rakyat Indonesia.

Perhelatan pameran buku seperti Indonesia International Book Fair (IIBF) dan Islamic Book Fair (IBF) merupakan salah satu upaya mendekatkan dunia perbukuan dengan masyarakat. Melihat antusiasme masyarakat mengunjungi pameran buku, khususnya Islamic Book Fair (IBF), muncul optimisme akan dunia literasi bangsa ini. Lebih dari 100 ribu warga masyarakat yang mengunjungi pameran Islamic Book Fair (IBF) dan IIBF. Mereka bersemangat untuk mendapatkan buku terbaik. Bukan hanya satu judul, tetapi berbagai judul diborong oleh pengunjung, baik orang tua, hingga para pelajar dan anak-anak usia dini.

Melalui pameran Islamic Book Fair (IBF), semangat untuk membudayakan minat baca terlihat jelas dengan antusiasme pengunjung. Harapannya, kegiatan positif ini bisa digalakkan di daerah lain, bukan hanya di Jakarta, tetapi juga daerah-daerah lain di Indonesia. Namun demikian, dukungan pemerintah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dunia pariwisata dan ekonomi kreatif, untuk menyukseskan kegiatan ini, sangat dinantikan, agar masyarakat Indonesia makin maju.

Salam Literasi.

× Image