Home > Agama

Khutbah Jumat: Menjaga Kerukunan Antarsesama

Harus saling menghargai dan menghormati kebiasaan dan adat yang berlaku.

Khutbah Jumat: Menjaga Kerukunan Antarsesama




الحمد لله الذي هدانا للإسلام، وشرع لنا الدين القويم، وجعلنا من أمة محمد سيد المرسلين، أحمده سبحانه وأشكره، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله، اللهم صلّ وسلّم وبارك على نبينا محمد، وعلى آله وصحبه أجمعين. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Amma ba’du,Ushikum wa iyyaya bitaqwallāh.
Jamaah yang dimulakan Allah.
Dalam kesempatan ini khatib berwasiat kepada diri saya pribadi dan jamaah sekalian, marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah Subḥānahu wa Ta'ālā. Takwa adalah bekal terbaik dalam hidup ini. Takwa bukan hanya ibadah ritual semata, tapi juga akhlak dan perilaku sosial kita dalam kehidupan bermasyarakat.

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah

Tema khutbah kita hari ini adalah menjaga kerukunan dan kekompakan antarsesama umat Islam dan sesama manusia. Ini adalah ajaran luhur yang sangat ditekankan dalam Islam. Persaudaraan dalam Islam (ukhuwwah) adalah pondasi yang mengikat hati-hati kaum Muslimin. Jika ukhuwwah ini terjaga, maka akan tumbuh kerukunan, kekompakan, dan kekuatan. Tapi jika rusak, maka lahirlah permusuhan, perpecahan, bahkan kehancuran.

Allah ﷻ berfirman:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا ۚ

"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai. Dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (di masa jahiliyah) bermusuhan, lalu Allah persatukan hatimu, maka jadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara..."(QS. Āli ‘Imrān: 103)


Lihatlah bagaimana Islam datang mempersatukan hati. Dari yang tadinya saling membenci dan berperang — seperti suku Aus dan Khazraj di Madinah — menjadi bersatu karena Islam. Maka jika hari ini kita sebagai sesama Muslim justru saling mencela, saling menuduh, saling menjatuhkan, bahkan berpecah belah hanya karena perbedaan madzhab, pendapat politik, atau kepentingan pribadi, maka itu tanda kita telah jauh dari ruh Islam yang sejati.

Rasulullah ﷺ bersabda:

المُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا

“Seorang mukmin terhadap mukmin lainnya seperti satu bangunan, yang satu menguatkan yang lain.”(HR. Bukhari dan Muslim)


Lalu beliau menggenggam jari-jarinya sebagai isyarat bahwa kesatuan itu saling menopang. Bila satu bagian hancur, maka bagian lain pun terdampak.

Jamaah rahimakumullah,

Kerukunan bukan hanya dibangun dengan kata-kata, tetapi juga dengan sikap dan perilaku. Jangan merasa lebih baik dari yang lain, jangan mudah menghakimi amalan sesama Muslim hanya karena berbeda cara ibadahnya. Boleh jadi yang kita anggap remeh justru lebih mulia di sisi Allah karena keikhlasannya.

Sebaliknya, merasa benar sendiri dan menyalahkan orang lain terus-menerus adalah pintu awal kehancuran ukhuwah Islamiyah. Rasulullah ﷺ mengajarkan agar kita bersikap lemah lembut dan menjaga lisan serta prasangka.

Beliau ﷺ bersabda:
"إياكم والظن، فإن الظن أكذب الحديث، ولا تجسسوا، ولا تحسسوا، ولا تحاسدوا، ولا تباغضوا، ولا تدابروا، وكونوا عباد الله إخواناً

“Jauhilah prasangka, karena prasangka itu adalah sedusta-dusta ucapan. Jangan saling memata-matai, jangan saling mencari kesalahan, jangan saling iri, jangan saling membenci, jangan saling membelakangi, dan jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara.”(HR. Bukhari dan Muslim).


× Image