Home > Agama

Pentingnya Penguatan Dai di Masa Depan

Sejak berdiri, STID Mohammad Natsir telah meluluskan 1.083 wisudawan yang tersebar di seluruh Indonesia.

1) Kompetensi ruhiyah, yaitu kemampuan yang mutlak harus dimiliki seorang dai dalam visi, misi, dan perubahan. Dengan kompetensi ini dai akan melakukan dakwah secara jelas dan terarah;

2) Kompetensi Jasadiyah, yaitu kompetensi dai dalam merawat kebugaran, kesehatan, serta cara berpakaian. Ini untuk menjaga casing seorang dai di hadapan mad’u-nya;

3) Kompetensi khuluqiyah, kemampuan dai dalam bersikap, menunjukkan akhlak dan moralnya, menjaga kesabarannya ketika ada ujian dalam dakwah, dan turunan akhlak lainnya;

4) Kompetensi nilai-nilai juang, yaitu kemampuan untuk memberikan makna dalam nilai setiap perbuatannya.

Dalam kompetensi ini bagaimana seorang berjuang dalam dakwah semata-mata karena Allah. Kompetensi pertama dan kedua adalah kompetensi permanen, sementara kompetensi ketiga dan keempat menyesuaikan dengan perkembangan jaman karena masing-masing masa memiliki tantangan berbeda dan penyelesaian yang juga berbeda.

Rasulullah dalam ranah kompetensi keilmuan selalu meminta ditambahkan ilmunya dengan memanjatkan doa,

وَقُلْ رَّبِّ زِدْنِيْ عِلْمًا 

Artinya: “Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku,” (Thaha : 114).


Lebih lanjut ust. Jeje juga mengutip dari Syaikh di Tafsir Al Manar, bahwa kemampuan yang dimiliki oleh seorang dai mencakup materi yg didakwahkan, kemampuan sosiologis, sejarah, psikologi, antropologi, akhlak, etika, seni budaya, bahasa, dan ilmu perbandingan.

Dalam konteks STID, beliau menambahkan selain kompetensi ilmu syar’i, yang harus dimiliki dai adalah kompetensi akademik tentang dakwah nasional, yaitu: 1) kemampuan yuridis, kemampuan memahami hukum nasional tentang pelaksanan dakwah, Harus paham di mana ia berdakwah. Proses dakwah dipagari dengan rambu konstitusi yang sesuai dengan norma kesepakatan. Dalam kemampuan ini dai dituntut mampu menerapkan kaidah dalam menjaga keberlangsungan dakwah.

2) Kemampuan historis, memberi bekal dai bahwa gerakan dai bukan dari nol tapi kesinambungan dari masa lampau. Terlebih Indonesia yang dalam perjalanan dakwahnya berbeda dengan negara lain.

3) kemapuan Sosiologis, melakukan dakwah tiil dengan budaya yang berbeda-beda. Pemahaman ini penting tanpa memahami akan melahirkan konflik sosial.

4) Kemampuan politis, kaitan erat dengan kebijakan politik setempat. Kontribusi melahirkan pemimpin politik yang paham agama dan bernegara.

5) Kemampuan ekonomis, dalam dakwah membutuhkan logistik dan bekal. Pada akhirnya kewajiban merawat, menjaga, dan meng-improve umat menjadi kewajiban semua. Bahwa umat Islam akan dijamin ada sampai kiamat ya, tapi jaminan Islam akan jadi mayoritas tidak ada.

× Image