Mukmin Sejati Laksana Lebah. Seperti Apa?
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ كُلُوْا مِمَّا فِى الْاَرْضِ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
Yā ayyuhan-nāsu kulū mimmā fil-arḍi ḥalālan ṭayyibā(n), wa lā tattabi'ū khuṭuwātisy-syaiṭān(i), innahū lakum 'aduwwum mubīn(un).
“Wahai manusia, makanlah sebagian (makanan) di bumi yang halal lagi baik dan janganlah mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya ia bagimu merupakan musuh yang nyata." (QS. Al Baqarah [2]: 168). Kedua, lebah madu akan menghasilkan sesuatu yang baik pula, yakni madu yang rasanya sangat manis. Perumpamaannya bagi seorang mukmin, madu itu ibaratnya adalah adab, akhlak, dan etika. Dia berakhlak mulia, tidak gampang terpengaruh dengan pembicaraan orang lain. Sebab, dari mulutnya hanya akan keluar kata-kata yang baik karena sesungguhnya dia takut kepada Allah atas setiap perkataan yang diucapkannya.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ كَبُرَ مَقْتًا عِندَ ٱللَّهِ أَن تَقُولُوا۟ مَا لَا تَفْعَلُونَ
Yā ayyuhallażīna āmanụ lima taqụlụna mā lā taf'alụn. Kabura maqtan 'indallāhi an taqụlụ mā lā taf'alụna
“Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. Ash-Shaff: 2-3).
Baca Juga: Rahasia Allah tidak Memasukkan tujuh Huruf Hijaiyah
Ketiga, ciri seorang mukmin sejati itu sebagaimana lebah madu adalah tidak gampang merusak. Ia hingga di setiap pohon atau ranting, namun pohon itu tidak akan rusak apalagi sampai patah, walaupun pohon atau ranting tersebut sudah rapuh.
Seorang mukmin sejari tidak akan berbuat makar, membuat kerusuhan, memfitnah, mengadu domba, atau merundung orang lain, terlebih pada saudaranya sendiri dan sesama muslim. Lebah, di mana pun dia berada, dia tidak akan mengganggu apalagi merusak. Begitulah seorang mukmin, ia seperti lebah. Selalu memberi manfaat pada orang lain dan juga makhluk lain.