Home > Agama

Salafi Menginginkan Indonesia tanpa Muhammadiyah dan NU. Ga Bahaya Ta?

Banyak cara dilakukan kelompok salafi-wahabi untuk menguasai aset organisasi massa Islam di Indonesia.

“Ketika di Muhammadiyah dan NU, infiltrasi ini tidak melepaskan baju kemuhammadiyahan atau ke-NU-an, tapi memberi corak dan watak salafisme. Ringkasnya, organisasinya tetap Muhammadiyah atau NU tapi ber-otak dan berpikir salafisme dan wahabisme.

Baca Juga: Kisah Ulama yang Doanya Tertolak karena Sebutir Kurma

Cara kedua, kata dia, melakukan agitasi terhadap tokoh atau ulama, setidaknya dai atau mubalighnya. Dengan begitu paham salafi wahabi akan cepat dan mudah tersebar. “Agitasi terhadap takmir masjid pengurus pimpinan dan mubaligh sangat efektif mensosialisasikan doktrin-doktrin salafisme,” lanjutnya.

Cara ketiga, kata Nurbani, kemudahan memberikan beasiswa ke Timur Tengah terutama kepada ma’had (lembaga pendidikan) yang berafiliasi salafisme dan wahabisme. “Sebagian besar kita tidak memperhatikan manhaj dan ideologi tujuan belajar, akibatnya fatal,setelah pulang mengubah manhaj dan menyalahkan tatanan organisasi,” tulis Nurbani.

Cara keempat, lanjutnya, memaksimalkan media sosial (medsos). Medsos sebagai ruang publik adalah ruang paling efisien menyambung gagasan dan silaturahim. Komunitas tanpa halaqah. Jamaah tanpa masjid. Salafisme Wahabisme sangat cerdik memanfaatkan dunia maya. Ribuan foloower tumpah ruah dalam genggaman. “Mungkin pengajiannya dibubarkan tapi halaqah di medsos siapa bisa cegah?” lanjut Nurbani.

Baca Juga: Keutamaan Wudhu Menurut Para Pakar

Dan cara kelima; dukungan finansial dari simpatisan salafi, baik personal atau perkumpulan yang di Timur Tengah, Yaman dan negara-negara Islam lainnya, membangun pesantren, ma’had dan rumah tahfidz yang ber-manhaj salafi yang tumbuh menjamur tidak terkendali.

“Cara ini terbukti ampuh dan efektif sebagaimana lazimnya organisasi tanpa bentuk (OTB),” ungkap Nurbani.

Lebih lanjut ia menyebutkan, salafi gagal di NU, karena sangat kuat dan kental ideologi aswajanya. Sebaliknya, Muhammadiyah adalah sasaran paling empuk, sebab punya banyak kemudahan sebagai pintu masuk.

Baca Juga: Din: Dakwah Kultural Memperkuat Landasan Budaya Masyarakat

× Image