Malam Nisfu Sya'ban dan Berbagai Julukannya
.
Malam Nisfu Sya’ban dan Berbagai Julukannya
.
Oleh Syahruddin El Fikri
SAJADA.ID—Sahabat yang dirahmati Allah SWT.
Sya’ban adalah bulan mulia. Kemuliaan itu bertambah dengan malam nisfu Sya’ban. Sebagian ulama menyebutkan bahwa malam nisfu Sya’ban mempunyai beberapa nama.
Imam Abul Khoir at-Tholiqoni menuturkan bahwa: nama malam nisfu Sya’ban itu sebanyak 22 nama. Sayyid Muhammad bin Alawi al Maliki dalam kitabnya Maa dzaa fii Sya’ban menjelaskan; biasanya banyaknya nama itu menunjukkan kemuliaan yang mempunyai nama.
Baca juga: Keutamaan Bulan Sya'ban
Imam Abul Khoir At-Tholiqoni menyebutkan, di antara nama-nama atau julukan yang diberikan pada nisfu Sya’ban itu adalah:
Lailatul Mubarokah (Malam Keberkahan)
Nisfu Sya’ban dijuluki dengan nama lailatul mubarokah, yang artinya adalah malam yang penuh berkah dalam Zatnya, atau karena makna lain yang terkandung di dalamnya, juga karena pada malam itu para malaikat berdekatan dengan anak Adam.
Lailatul Qismah (Malam Pembagian)
Julukan lain nisfu Sya’ban adalah malam pembagian rezeki dan malam saat Allah SWT pada malam itu membagi segala sesuatu yang sudah dipastikan untuk diberikan kepada umat manusia.
Nama ini diambil dari kesimpulan riwayat dari Atho’ bin Yasar, ia menuturkan:
“Ketika datang malam Nisfu Sya’ban, maka bagi malaikat maut akan dituliskan nama-nama setiap orang yang akan mati di bulan Sya‘ban ke bulan Sya‘ban lagi. Sesungguhnya seseorang itu berbuat zalim, berbuat lacur, menikahi perempuan, dan menanan pepohonan, padahal namanya telah digantikan dari deretan orang hidup menjadi tertulis dalam jajaran orang-orang yang akan mati. Dan tidak ada malam yang lebih mulia setelah Lailatul Qodar selain malam Nisfu Sya‘ban.”
Baca juga:
- Doa Mustajab di Akhir Bulan Rajab
- Kisah Orang Alim dan Orang Awam
Dalam riwayat lain dikatakan:
“Ketika datang malam Nisfu Sya‘ban, malaikat maut diberi sebuah lembaran. Kemudian dikatakan kepadanya: “Cabutlah nyawa orang-orang yang tercantum dalam lembaran ini. Sesungguuhnya seorang hamba menanam tananam, menikahi istri-istrinya dan membangun bangunan, padahal namanya telah ditulis dalam deretan orang yang akan meninggal dunia.” Malaikat maut tidak akan menunggu apapun kecuali dia diperintahkan, lalu ia mencabut nyawanya.”
Sementara itu dijelaskan juga dalam riwayat yang lain: “Ajal hamba itu ditentukan dari Sya’ban sampai bulan Sya’ban selanjutnya, sehingga seorang laki-laki menikah dan dilahirkan anak untuknya, padahal namanya telah keluar termasuk golongan orang-orang yang meninggal.”