Kisah Ikaf yang Kelamaan Menjomblo
Suatu hari, Ikaf bin Bisyr Al-Tamimi yang berusia sangat muda, namun dikenal sebagai anak yang kaya raya, ditemui oleh Rasulullah yang sedang bersama sejumlah sahabat di Masjid Nabawi.
Rasulullah bertanya kepada Ikaf, “Hai Ikaf, apakah engkau sudah beristri?” Ikaf menjawab, “Belum, wahai Rasulullah.”
“Apakah kamu tidak punya hamba sahaya perempuan?” tanya Rasulullah sekali lagi. “Tidak punya, wahai Rasulullah,” jawab Ikaf lirih.
“Bukankah engkau punya banyak harta?” tanya Rasulullah lebih jauh. “Benar, wahai Rasulullah,” jawab Ikaf.
Baca Juga: Kenapa Pernikahan Berakhir Pahit? Pahami Tujuan Nikah
“Kalau begitu, engkau termasuk temannya setan. Sekiranya engkau di kalangan orang-orang Nasrani, engkau adalah rahib mereka. Sunah kami adalah menikah.”
“Seburuk-buruknya kalian adalah orang yang membujang dan sehina-hinanya orang mati di antara kalian adalah orang yang membujang. Apakah kalian ingin bergabung dengan setan?”
“Tiada senjata milik setan yang lebih ampuh untuk menundukkan orang-orang saleh daripada perempuan. Tentu saja dengan mengecualikan orang-orang yang telah menikah.”
“Mereka adalah orang-orang yang suci dan terbebas dari hal-hal yang kotor. Celakalah engkau, hai Ikaf! Sesungguhnya perempuan adalah kawan Ayub, Dawud, Yusuf, dan Kursuf!” kata Rasulullah yang bermaksud mengajari Ikaf tentang pernikahan dan ridha Allah.
Baca Juga:
Cincin dari Besi Boleh Dijadikan Maskawin
Kisah Pernikahan Adam dan Hawa
Mendengar nama Kursuf, para sahabat yang hadir bertanya; “Siapakah kursuf itu, wahai Rasulullah?” tanya salah seorang sahabat yang bernama Bisyr bin Athiyyah.
Rasul menjawab: “Seorang pria yang beribadah kepada Allah di sebuah pantai selama bertahun-tahun. Siang hari dia berpuasa dan malam hari dia selalu melakukan shalat malam. Namun, kemudian dia menentang Allah Yang Mahaagung lantaran seorang perempuan yang dirindukannya. Setelah itu, dia kembali menjalankan kebiasaannya itu seraya bertobat kepada Allah.”
Setelah menjelaskan hal tersebut, Rasul meminta Ikaf untuk menikah. Dan jika tidak mau menikah, Rasul mengecamnya. “Celakalah engkau, hai Ikaf! Menikahlah. Jika tidak, engkau termasuk orang yang bimbang,” tegas Rasulullah.