13 Peristiwa Bersejarah di Sepanjang Bulan Rajab
Peristiwa ketujuh, pada akhir bulan Rajab, Nashirus Sunnah, yakni Imam Syafi’i wafat yang bertepatan pada tahun 204 H, pada usianya yang ke 54 tahun. Beliau menuliskan karya yang sangat fenomenal dalam bidang Fikih, yakni Al-Umm.
Kedelapan, pada tanggal 10 Rajab tahun 9 H, terjadi perang Tabuk. Perang Tabuk merupakan perang antara tentara Muslim melawan imperium Romawi. Perang ini terjadi pada bulan Rajab 9 H dan berakhir pada bulan Ramadhan di tahun yang sama. Kendati tidak sempat terjadi kontak fisik karena pasukan musuh menyerah sebelum bertempur, peperangan ini berlangsung selama 50 hari, dengan pembagian 20 hari Muslim berada di Tabuk dan 30 hari untuk menempuh perjalanan pulang pergi dari Madinah ke Tabuk. (Safyurrahman al-Mubarakfuri, Raḫîqul Makhtûm, [Riyadh: Muntada ats-Tsaqafah, 2013], h. 366).
Artikel Terkait: Amaliyah Bulan Rajab
Doa Awal Rajab takkan Tertolak
Kesembilan. pada bulan Rajab tahun 9 H, Raja al-Habasyah, yakni an-Najasyi, tutup usia sebagai seorang muslim. Awalnya dia beragama Nasrani. Namun, melihat kesungguhan dan keteguhan hati umat Islam, dia pun beriman kepada Rasulullah, bahkan menjadi ‘wakil’Rasulullah saat menikahi Ummu Habibah.
Peristiwa ke-10, pada bulan Rajab tahun 101 H, Khalifah ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz, dari kekhalifahan Bani Umayyah, wafat pada usia 39 tahun. Beliau dikenal sebagai sosok pemimpin atau khalifah yang adil. Bahkan beberapa sejarawan menempatkannya sebagai khalifah kelima yang paling tepercaya setelah Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.
Peristiwa ke-11, Isra Mi’raj. Inilah salah satu peristwa terbesar pada bulan Rajab. Rasulullah SAW melaksanakan Isra dan Mi’raj, dari Masjidil Haram di Mekkah ke Baitul Maqdis di Palestina. Kemudian beliau bermi’raj ke langit hingga melampaui Sidratul Muntaha berjumpa dengan Allah SWT untuk menerima perintah shalat lima waktu.
Peristiwa ke12, pembebasan Baitul Maqdis. Pada 27 Rajab 583 H, Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi berhasil membebaskan Baitul Maqdis, Palestina. Ketika ingin membebaskan Palestina, Sultan Shalahuddin al Ayyubi tidak langsung menyiapkan tentara dan peralatan perang. Akan tetapi yang mula-mula beliau lakukan adalah mempersatukan umat Islam dalam satu ikatan aqidah yang benar, yaitu aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah. Kesatuan aqidah akan melahirkan kesatuan hati.
Artikel Terkait: Amaliyah Bulan Rajab