Home > Agama

Ketika Garam Sudah Tak Asin Lagi

Ketika garam sudah tak asin, maka rasanya tawar, dan sudah tidak bermanfaat lagi.


Pernyataan Nabi Isa yang mengatakan bahwa ikan membusuk karena garamnya sudah tidak asin, telah membuat bingung orang-orang Bani Israil. Mereka pun mencecar Nabi Isa dengan pertanyaan-pertanyaan berikutnya.


Namun Nabi Isa enggan menanggapinya. Tetapi karena didesak terus menerus, maka Nabi Isa mengatakan sebagai berikut:

"Jadilah garam yang mampu mengasinkan sesuatu. Jika garam sudah tidak asin lagi karena kehilangan rasanya, maka tinggalkan dan buanglah ke tempat sampah."
"Ikan membusuk karena kehilangan rasa garam yang asin. Karena ikannya sudah membusuk, maka buanglah."

"Apa maksudnya?" cecar Bani Israil.

"Jadilah kalian seperti garam. Jadilah pemuka agama yang mampu mengasinkan umat atau pengikutnya. Jika pemuka agama sudah tidak mampu mengasinkan umatnya, tidak mampu membuat baik umatnya, maka silakan disingkirkan."

Atas pernyataan ini, maka semakin marahlah Bani Israil hingga mengejar Nabi Isa. Tahu dirinya dicari-cari, termasuk para orang-orang pembenci Nabi Isa, maka Nabi Isa dan 12 teman setianya bersembunyi di tempat yang aman. Namun, salah seorang dari teman setianya justru berkhianat, yakni Judas Iskariot, sehingga persembunyian mereka diketahui. Atas hal ini, Allah SWT kemudian "mengangkat Nabi Isa ke langit." Sedang yang mereka bunuh dan disalib adalah si pengkhianat, Judas Iskariot.

"dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa." (QS. An-Nisa [4]: 157).

× Image