Home > Hadits

Keutamaan Kalimat LAA ILAAHA ILLALLAAH

Siapa mengucap Laa ilaaha illallaah-Muhammadur rasulullah satu kali, maka dosa (kecil)nya diampuni sekalipun dosa-dosa itu seperti buih lautan.

 لا اله الّا الله كلامى وانا هو من قالها دخل حصنى , ومن دخل خصنى امن من عقابى

Laa Ilaaha Illallah ucapan-Ku, dan Aku adalah Allah, siapa membacanya maka ia masuk benteng-Ku, dan siapa masuk benteng-Ku maka ia aman dari siksa-Ku.

Hadist tersebut dikeluaran oleh As Syairazi dari Ali dan dalam naskah kitab ini. Nabi SAW juga bersabda:

لا اله الّا الله حصنى ومن دخل حصنى امن من عداب الله

Laa ilaaha illallaah adalah bentengku, dan siapa masuk bentengku, maka ia aman dari siksa Allah.

Dari Abdullah bin Abdul Wahid bin Zahid bahwasanya ia berkata: “Saya dalam kendaraan, lalu angin mencampakkan kami, maka kami pun keluar hingga ke suatu pulau. Tiba-tiba kami melihat seorang sedang menyembah berhala. Kami katakan padanya: “Engkau menyembah berhala ini, sedangkan di antara kita ada yang membuat seperti itu”. Ia menjawab kamu semua siapa?” Jawab kami: “Kami menyembah Tuhan yang ‘Arsy-Nya di langit, siksa-Nya di bumi, dan jalan-Nya di laut. Ia berkata: “Siapa yang mengajarkan kamu tentang itu?” jawab kami: “Telah diutus kepada kami seorang Rasul”. Ia berkata: “Apa yang diperbuat dengan Rasul?” Jawab kami: “Seorang malaikat telah mencabutnya kepada-Nya”. Ia berkata: “Apakah dia meninggalkan tanda kepadamu?”. Jawab kami: “Benar, yaitu al-Kitab”. Katanya: “Adakah sesuatu di sisimu?”. Lalu kami membacakan surat Ar Rahman padanya, maka ia tak henti-henti menangis hingga Surat itu selesai. Kemudian ia berkata: “Tidak layak mendurhakai Tuhan yang berfirman itu”. Lalu kami menawarkan Islam kepadanya. Maka ia pun masuk Islam, dan ia kami bawa bersama kami dalam kapal. Setelah gelap malam dan kami shalat ‘Isya’, lalu kami berbaring untuk tidur. Ia berkata kepada kami: “Inilah Tuhan yang engkau tunjukkan padaku di mana Dia tidur”. Jawab kami: “Dia adalah Tuhan Yang Maha Hidup lagi berdiri sendiri tidak pernah tidur”. Ia berkata: “Alangkah jeleknya para hamba itu, kamu semua tidur sedangkan Tuhanmu tidak pernah tidur”. Ketika kami mendarat dan kami hendak berpaling, kami kumpulkan beberapa dirham untuknya. Lalu ia berkata: “Apa ini?” Jawab kami: “Kami memohon pertolongan kepada-Nya atas dirimu”. Katanya: “Hendaklah engkau tunjukkan padaku, dengan jalan bagaimana engkau melakukannya padahal aku menyembah kepada selain-Nya?”. Setelah beberapa waktu diberitakan kepadaku, bahwa dia itu dalam keadaan naza’ (kritis) dan sakaratul maut (akan meninggal). Maka saya mendatanginya dan saya katakan kepadanya: “Adakah sesuatu yang dibutuhkan?” Ia menjawab: “Penuhilah kebutuhanku yang telah mengeluarkan aku dari pulau dan menidurkan aku disisi-Nya, maka aku melihat jariyah dalam pertamanan yang hijau seraya berkata: “Bersegeralah dengan-Nya dalam kesejahteraan”. Maka lamalah rinduku kepada-Nya. Lalu ia kubangunkan tapi ia telah mati, dan kemudian saya pun memakamkannya. Selanjutnya saya tidur dimalam itu, maka saya melihatnya dalam tidur di mana di atas kepalanya terdapat mahkota dan antara kedua tangannya terdapat bidadari, sedangkan ia membaca:

× Image