Kisah Pernikahan Awal Nabi Adam dan Siti Hawa
“Ketika Allah menciptakan Adam AS, maka Adam melihat ke langit dan di bumi, tidak ada seorang pun yang sejenis dengannya. Keadaan ini membuat hatinya gelisah karena tiadanya teman yang sejenis dengan dirinya.
Pada suatu hari, tatkala Nabi Adam sedang duduk, tiba-tiba datang rasa kantuk yang begitu dahsyat. Tak lama kemudian, Adam tertidur. Di saat itulah, diantara tidur dan bangun, Allah memerintahkan Malaikat Jibril untuk mengeluarkan tulang rusuk dari pinggang kiri Nabi Adam. Karena tertidur nyenyak dan atas kehendak (iradat) Allah, Adam tak merasa sakit sedikit pun saat tulang rusuknya dicabut.
Dari tulang rusuk Nabi Adam itulah, Allah menciptakan seorang perempuan yang bernama Hawa. Allah menciptakan keindahan, keanggunan, kecantikan dan keelokan pada diri Hawa. Selain itu, Allah juga meletakkan sifat kebersihan dan kesopanan pada diri Hawa. Sedangkan sifat kerinduan, kecintaan, kesenangan dan kasih sayang diletakkan Allah di hati Nabi Adam, sehingga Hawa adalah makhluk Allah yang paling cantik di langit dan di bumi, sedangkan Nabi Adam adlah makhluk Allah yang sangat merindukan di langit dan di bumi.
Kemudian Allah memberikan pakaian pada Hawa dengan 70 perhiasan dari aneka macam perhiasan surga, memberinya mahkota dan mendudukkannya diatas kursi yang terbuat dari emas. Maka, tatkala Adam terbangun dari tidurnya, Allah memperlihatkan Hawa kepadanya.
فناداها ادم من أنت ولمن أنت فقالت حواء: خلقنى الله تعالى لأجلك فقال ائتينى قالت بل أنت فقام ادم وهب اليها فمن ذلك الوقت جرت العادة بذهاب الرجل الى المرأة فلما قرب منها وأراد أن يمد يده اليها سمع النداء ياادم أمسك فان صحبتك مع حواء لاتحل الابالصداقة والنكاح ثم أمر سبحانه وتعالى سكان الجنة بأن يزينوها ويزخرفوها ويحضروها موائدالنثار وأطباقها ثم أمر ملائكة السموات بأن يجتمعوا تحت شجرة طوبى فاجتمعوا ثم اثنى الله بنفسه على نفسه وزوجها ادم عليه السلام فقال الله تعالى الحمد ثنائى والعظمة ازارى والكبرياء ردائى والخلق كلهم عبادى وامائى اشهد ملائكتى وسكان سمواتى زوجت حواء بأدم بديع فطرتى .اهـ
Dan Nabi Adam bertanya kepadanya; “Siapa engkau ini, dan untuk siapa engkau diciptakan?”
Hawa menjawab: “Aku diciptakan untuk dirimu.”
Nabi Adam berkata: “Kalau begitu, ke marilah engkau.”
Kata Hawa: “Engkau sajalah yang ke mari.”
Akhirnya Nabi Adam berdiri menuju ke tempat Hawa.
Dari kejadian diatas akhirnya berlakulah adat kebiasaan dengan perginya seorang laki-laki menuju ke tempat seorang wanita.
Setelah Nabi Adam dekat dengan Hawa dan hendak memegang tubuhnya, tiba-tiba Nabi Adam mendengar seruan “Wahai Adam, tahanlah dulu, sesungguhnya pergaulanmu dengan Hawa masih belum halal kecuali dengan sedekah dan pernikahan.”
Kemudian Allah memerintahkan untuk menghias surga serta mempercantik Hawa, termasuk beraneka hidangan surga juga disiapkan. Selanjutnya Allah memerintahkan malaikat yang ada di langit untuk berkumpul di bawah pohon Thuba. Setelah semuanya berkumpul, mereka pun memuji Allah SWT.
Baca Juga:
Cincin dari Besi Boleh Dijadikan Maskawin
Kisah Pernikahan Adam dan Hawa
Kriteria Calon Pasangan yang Layak Dinikahi
Kenapa Pernikahan Berakhir Pahit? Pahami Tujuan Nikah
Dengan disaksikan oleh para malaikat-malaikat-Nya, lalu Allah menikahkan Hawa dengan Adam. Allah berfirman: “Segala puji itu memuja-Ku, kebesaran itu kain-Ku, keagungan itu selendang-Ku, dan makhluk seluruhnya adalah hamba-Ku. Aku menyaksikan malaikat-Ku yang menempati langit-Ku, Aku nikahkan Hawa dengan Adam dengan keindahan ciptaan-Ku atas suatu maskawin membaca tasbih dan tahlil kepada-Ku.”
Kemudian para Ghilman (pelayan surga) dan malaikat menaburkan intan permata dan yakut. Setelah itu, para malaikat menyerahkan Hawa kepada Adam, maka Hawa minta maskawin kepada Adam.
Selanjutnya Nabi Adam bertanya kepada Allah: “Wahai Tuhanku, apa yang harus aku berikan pada Hawa sebagai maskawin, apakah itu berupa emas atau perak, atau jauhar (mutiara)?”