Kebaikan! Lakukan Sekarang Jangan Ditunda
RESENSI BUKU
Kebaikan! Lakukan Sekarang Jangan Ditunda
Oleh Syahruddin El Fikri
Judul : Menebar Kebajikan Mewujudkan Kemashlahatan
Penulis : Idham Cholid
Cetakan : 1, Juli 2023
Penerbit : LKIS Yogyakarta
Halaman : 364 halaman (xxvi + 338)
Terus lakukan kebaikan dan jangan berhenti.
Jangan terlalu memikirkan pandangan orang lain, sehingga membuatmu lemah. Sebab, berbuat baik saja bisa disalahkan, apa lagi jika dirimu melakukan kesalahan, maka ia akan semakin digunjingkan.
Istilah-istilah di atas, seringkali kita dengar, baik melalui forum resmi nan formal maupun yang nonformal. Dan istilah di atas itu untuk menggambarkan bahwa seseorang tidak boleh berhenti untuk berbuat kebaikan, menebarkan manfaaat bagi manusia atau lingkungan sekitarnya. Selain itu, dalam salah satu hadis, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam (SAW) bersabda: “Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya.”
Sekecil apapun kebaikan yang bisa lakukan, maka lakukanlah. Jika bisa dilakukan saat ini, jangan pernah untuk menunda-nundanya. Sebab, besok, lusa, mungkin akan semakin sibuk dan kesulitan mencari waktu luang untuk melakukannya.
Itulah intisari yang ingin disampaikan penulis buku berjudul “Menebar Kebajikan Mewujudkan Kemashlahatan” karya Idham Cholid yang terbit pada Juli 2023 oleh Penerbit LKIS Yogyakarta. Buku setebal 364 halaman (xxvi + 338) itu berisi enam bagian dan 51 artikel yang tersebar di berbagai media massa, cetak maupun online.
Pada bagian pertama buku ini, Idham yang juga ketua umum Jamaah Yasinan Nusantara (Jaya Nusa) banyak mengupas tentang perjalanan Nahdlatul Ulama (NU) sejak awal berdirinya hingga sikap politik praktisnya, dan perjalanan NU pada Abad ke-2.
Di bab ini, Idham mengulas tentang khittah NU (hlm 3-11). “Tanpa khittah, NU hanya respons terhadap paham Wahabi di Arab Saudi,” tulisnya mengutip pernyataan budayawan Ahmad Thohari. (hlm 4). Dengan khittah, kita akan memahami secara utuh bagaimana para kiai memainkan peran profetisnya di tengah kehidupan kemasyarakatan dan kebangsaan dalam arti seluas-luasnya. Pada bab ini, Idham juga berharap NU punya kepedulian dan perhatian terhadap pedagang kecil.
Kemudian pada Bab 2, Ketua DPRD Kabupaten Wonosobo 1999-2004 ini menjelaskan perjalanan salah seorang sahabat terdekatnya dalam menduduki tampuk kepemimpinan nasional. Tak lupa pula, bagaimana ia mengkritisi soal kebijakan pemerintah kontroversi toa (pengeras suara) masjid yang dulu sempat viral.
Sebagaimana diketahui bersama, masalah toa masjid acapkali dianggap berisik oleh sebagian kecil masyarakat muslim. Menag Yaqut Cholil Qoumas kemudian mencoba membuat edaran tentang pentingnya keberadaan pengeras suara yang baik. Bukan asal toa (speaker) tetapi juga soal suaranya. Sebab, diakui atau tidak, banyak tempat ibadah yang suara speaker sangat tidak enak didengar.
Baca juga:
Kisah Ulama yang Doanya Tertolak karena Sebutir Kurma
Kelompok yang Mengiringi Jenazah
10 Golongan yang Jasadnya Masih Utuh Hingga Hari Kiamat
Dapatkan buku Sehat dengan Wudhu di Shopee, Klik disini
Lihat Artikel Selanjutnya.....