Berhijrah Untuk Menyelamatkan Akidah Islam
Perintah Hijrah
Namun, rencana kaum Quraisy ini keburu tercium oleh Nabi. Saat itu Rasulullah sendiri memang masih tinggal di Makkah dan kaum Muslimin sudah tidak ada lagi yang tinggal kecuali sebagian kecil. Sambil menunggu perintah Allah SWT yang akan mewahyukan kepadanya supaya hijrah, Nabi SAW menemui Abu Bakar dan memberitahukan untuk berhijrah ke Madinah.
Ahzami dalam bukunya memaparkan bahwa Imam Ahmad berkata bahwa Jarir bercerita kepada kami, dari Qabus bin Abi Dhabyan, dari ayahnya, dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Dulu Rasulullah SAW berada di Makkah kemudian diperintahkan untuk berhijrah. Lalu Allah menurunkan firman-Nya, “Dan katakanlah, Ya Tuhanku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong.” (QS. al-Israa: 80)
Di sinilah, sebagaimana dipaparkan Husain Haekal, dimulainya kisah paling cemerlang dan indah yang pernah dikenal manusia dalam sejarah pengejaran yang penuh bahaya, demi kebenaran, keyakinan dan iman. Untuk mengelabui kaum Quraisy, Rasulullah memutuskan akan menempuh jalan lain dari biasa yang digunakan oleh kaum Muslimin yang sudah berhijrah terlebih dahulu.
Rasul SAW memutuskan akan berangkat bukan pada waktu yang biasa. Padahal, Abu Bakar sudah menyiapkan dua ekor unta sebagai kendaraan yang akan dipergunakan Nabi pada saat ia berhijrah. Hijrah ini dilakukan semata-mata untuk menyelamatkan dakwah dan akidah Islam serta kaum muslimin. (SYA/RB)
Baca Juga:
Agar Berkah, Berikut Ini Doa Masuk dan Keluar Rumah