Berhijrah Untuk Menyelamatkan Akidah Islam
Perihal tempat untuk hijrah ini, Allah SWT telah memberitahukan kepada Rasulullah. Dalam buku berjudul Muhammad: Kisah Hidup Nabi Berdasarkan Sumber Klasik, Martin Lings mengungkapkan bahwa Nabi SAW sudah mengetahui bahwa Yatsrib adalah lahan subur di antara dua jalur batu-batu hitam yang beliau lihat dalam mimpinya. Beliau juga tahu bahwa tibalah waktunya untuk hijrah.
Sementara Dr Ahzami Samiun Jazuli dalam bukunya mengenai Hijrah dalam Pandangan Al-Qur'an menuliskan, Imam Muslim berkata bahwa Abu Amir Abdullah bin Burad al-Asy'ari dan Abu Kuraib bin al-A'la bercerita, dari Abu Usamah, dari Buraid, dari Abi Bardah kakeknya, dari Abi Musa, dari Nabi SAW, ia berkata: “Aku melihat dalam tidur bahwa aku berhijrah dari Makkah menuju suatu tempat yang banyak terdapat pohon kurma. Aku mencoba menebak apakah itu Yamamah? Ataukah Hajar? Namun ternyata itulah kota Yatsrib.” (Sahih Muslim: 2272).
Akan tetapi rencana tersebut rupanya sudah diketahui oleh pihak Quraisy. Mereka segera bertindak, berusaha mengembalikan yang masih dapat dikembalikan ke Makkah untuk kemudian dibujuk supaya kembali kepada kepercayaan mereka. Bagi yang tidak mau akan disiksa dan dianiaya.
Tindakan para Quraisy ini tidak menyurutkan langkah kaum muslim untuk berhijrah. Berturut-turut kaum Muslimin hijrah ke Yatsrib, sedang Rasulullah tetap tinggal di Makkah. Namun, pihak Quraisy tidak mengetahui apakah Nabi Muhammad SAW sudah berhijrah atau belum. Mereka lalu menyusun rencana untuk melakukan pembunuhan pada Nabi SAW pada malam hari.
Baca Juga:
Agar Berkah, Berikut Ini Doa Masuk dan Keluar Rumah