Transformasi Kinerja Penyuluh Agama

Transformasi Kinerja Penyuluh Agama
Oleh Abu Rokhmad
SAJADA.ID--Penyuluh agama Islam (selanjutnya disebut penyuluh) merupakan profesi yang sudah lama dikenal oleh masyarakat. Bersama dengan penghulu, penyuluh disebut sebagai kyai pemerintah atau kyai kampung yang bertugas memberi bimbingan atau penyuluhan (bimluh) agama kepada masyarakat. Memang, mereka memiliki kompetensi di bidang agama Islam dan sebagian besar merupakan alumni pesantren.
Kurang lebih, itulah penyuluh dalam kenangan masa kecil saya. Mereka adalah kyai, guru ngaji atau tokoh agama yang ada di kampung, dengan levelnya sendiri. Tentu jangan disamakan dengan kyai kampung tapi memiliki pesantren misalnya. Tugasnya mengisi pengajian dan menjadi pemimpin kegiatan keagamaan. Dalam bahasa birokrasi, itulah bimbingan dan penyuluhan yang sedang mereka laksanakan.
Ia hadir dan bekerja di masyarakat. Ia memberi ceramah, bergaul dan berinteraksi langsung dengan umat. Boleh dibilang, ia relatif dekat dan mengetahui problem serta denyut nadi masyarakat. Keluh kesah dan kebahagiaan masyarakat relatif terdeteksi oleh penyuluh.
Jika terjadi masalah, penyuluh merupakan salah satu yang mengetahui sejak dini.
Tidak seperti pekerja kantoran yang relatif ‘nyaman’ dalam melaksanakan kewajiban (dalam ruangan, kadang ber-AC, standar sarana prasarananyapun tersedia, bersinggungan hanya dengan komunitas homogen), penyuluh bertugas dalam ‘ruangan’ terbuka, mungkin masjid/ musolla, majelis taklim atau rumah-rumah penduduk dan bahkan di ruang terbuka lainnya. Tanpa standar sarana prasarana yang baku.
Singgungan tugasnya, head to head langsung dengan masyarakat, dengan background pendidikan dan pengalaman warga yang sangat beragam. Bisa jadi, suku, watak dan karakternya juga berbeda-beda. Masalah yang dihadapi warga dan komunitasnya juga komplek.
Meski penyuluh agama Islam, tetapi masyarakat yang dihadapi beragam agama dan keyakinan, terutama saat berpartisipasi menangani dan menyelesaikan konflik sosial bernuansa agama. Bila tidak cermat, begitu salah pendekatan, kepercayaan masyarakat kepadanya dapat runtuh.
Mitra utama penyuluh dalam bertugas, umumnya adalah tokoh agama, pihak keamanan dan pemerintahan tingkat kelurahan dan kecamatan. Karena berada di lapangan dan mitranya beragam, mereka umumnya lincah dan ‘petarung’ dalam pengertian positif. Ia seperti aktifis sekaligus birokrat.

Partner of Republika Network. Official Media Yayasan Rumah Berkah Nusantara. email: infosajada.id, Silakan kirimkan info