Tantangan NU di Wilayah Tapak

Tantangan NU di Wilayah Tapak
Oleh: Faridh Almuhayat Uhib H.
Mukadimah
Sebagian besar masyarakat Indonesia adalah beragama Islam. Bukan karena Islam itu sebagai agama yang mendominasi atau serakah dalam urusan ketauhidan, namun Islam lebih banyak diterima dibanyak kalangan masyarakat karena metode dakwahnya yang luwes, membudaya, dan tidak menghilangkan tradisi-tradisi kebudayaan yang baik diakar rumput. Sehingga bersandingan dengan dengan bentuk apapun yang ada di masyarakat dengan penuh harmoni.
Lalu perubahan jaman dari waktu ke waktu yang begitu cepat hingga tahun 2025 ini sebagai tahun yang dianggap sudah puncak era teknologi 4.0, namun Islam masih relevan. Kita lihat banyak di kalangan kaum/masyarakat modern ingin kembali pada masa-masa lampau, mereka menemukan kegersangan dalam kehidupan. Mereka disibukkan dengan target-target pekerjaan yang tinggi, dikejar dengan urusan-urasan ekonomi hingga tak luput menyambar pada urusan privasi (keluarga). Urusan keluarga juga penting diurus, namun pada titik tertentu saat dunia canggih mengejarnya, mereka kemudian lelah dan menemukan semacam "hidayah" kembali jalan pulang sesuai kodratnya yaitu "manusia-hamba Allah SWT".
Inilah tantangan bagi kita pemegang kunci nilai-nilai keagaman (sebut: Nahdlatul Ulama). Perkumpulan Ulama, Kiai, Ajengan, atau sebutan pemuka agama Islam) yang masih tersisa dalam bingkai Islam Ahlussunnah Wal Jamaah-Annahdliyyah. Kita sebagai pengikut saja. Perkumpulan yang insya Allah diridhaiNya sebab didalamnya terdapat ilmu-ilmu agama. Ilmu yang tersimpan dalam individu-individu yang didik dengan penuh kesadaran akan tanggung jawab sebagai insan pengemban amanah agama yaitu Khalifatul Fil Ardh. Maka dalam jamiyyah NU ini individu telah diletakkan tanggung jawab untuk mensyiarkan agama Islam dengan penuh keyakinan bahwa Islam sebagai rahmatan lil'alamin, islam sebagai petunjuk/guiden dalam mengarungi hidup, islam sebagai jiwa dan jantung kehidupan. Maka NU harus mampu menembus sekat-sekat jaman dalam mengurai permasalahan kehidupan yang semakin pelik.
Tantangan NU di Tapak
Kedepan akan lebih kompleks tantangannya. Tidak usah bicara muluk-muluk tentang tugas Pengurus Besar NU, namun mari kita bicara tugas NU ditingkat tapak. Siapa dia? Ranting dan Anak Ranting.
Ranting NU sebagai pemegang wilayah tingkat desa/kelurahan atau Anak Ranting untuk wilayah RW/RT harus mengendalikan tugas-tugas sebagai pengayom dan pemberi petunjuk bagi masyarakat khususnya yang beragama Islam, lebih khusus lagi yang menjadi anggota NU.

Partner of Republika Network. Official Media Yayasan Rumah Berkah Nusantara. email: infosajada.id, Silakan kirimkan info