Nobody's Perfect
Bahkan dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda: "Kullu bani Adama khaththa'un, wa khairul khaththa'in at-Tawwabun" (semua anak cucu Adam berbuat salah, dan sebaik-baiknya orang yang bersalah adalah yang bertaubat).
Memperbaiki setiap kesalahan yang telah dilakukan dengan kebaikan, maka kesalahannya akan terhapuskan. Karena itu, jalan terbaik adalah dengan menyadari kemampuan diri, bersikap wajar, perbanyak syukur atas nikmat yang diberikan Tuhan, dan selalu berusaha memperbaiki diri.
Perbuatan buruk atau kesalahan yang telah dilakukan harusnya diakhiri dan takkan diulangi lagi. Mereka yang bersalah tetap istiqomah memperbaiki diri.
Seperti piring yang kotor, supaya bisa dipakai kembali maka dia harus dibersihkan. Dicuci berulang kali dengan menggunakan sabun agar kotoran terhapuskan dan bersih dari piring tersebut. Bukan sebaliknya piring kotor dibuang ke tempat sampah.
Begitulah orang yang bersalah, dia harus dibina, bukan dihina apalagi dibinasakan dan dicampakkan. Sebab, seburuk apapun manusia, dalam jiwanya ada hasrat untuk berbuat baik.
Seorang bajingan, yang sudah melanglang buana berbuat kesalahan, tak selamanya menginginkan dirinya terus menjadi bajingan. Adakalanya dia ingin terlihat baik dan melakukan kebaikan. Kepada anaknya pun, dia tak ingin keturunannya itu menjadi bajingan seperti dirinya. Dia ingin anaknya menjadi lebih baik dari dirinya.
Kembali lagi pada tema di atas, sesungguhnya tak ada manusia yang sempurna (nobody's perfect). Namun demikian menjaga dan terus memperbaiki diri, jauh lebih baik dibandingkan pasrah dengan keadaan. Teruslah menjadi pribadi yang baik dan bermanfaat bagi orang lain.
"Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya."
(sajada.id)

Partner of Republika Network. Official Media Yayasan Rumah Berkah Nusantara. email: infosajada.id, Silakan kirimkan info