Cara Imam Hanafi Menghadapi Tetangganya yang Menyebalkan
Kesabaran Imam Hanafi membuat murid-muridnya mengeluh. "Tegur saja, Syekh." "Jangan didiamkan, dia sudah berbuat zalim pada anda." Demikian beberapa permintaan murid-muridnya. Tetapi, Imam Hanafi diam saja.
Bahkan sebaliknya, Imam Hanafi malah berkata: "Biarkan saja, sesungguhnya tetanggaku itu mempunyai hak.”
Sampai akhirnya suatu ketika, tetangganya itu diam dan tak kedengaran suaranya. Hal itu membuat Imam Hanafi merindukan 'sindiran' tetangganya tersebut. Dan ketika dicari tahu, ternyata tetangganya yang usil itu justru ditahan pihak keamanan dan dimasukkan ke penjara akibat mabuk.
Atas hal ini, Imam Hanafi pada malam hari lantas bergegas menemui pimpinan wilayah (semacam kabupaten/provinsi). Kepada pemangku wilayah, Imam Hanafi meminta agar tetangganya itu dibebaskan dengan jaminan diri beliau.
Karena yang datang menghadap pemangku wilayah sekelas ulama besar Imam Hanafi, maka sang kepala daerah meminta pihak keamanan untuk membebaskan tetangganya itu. Singkat cerita, dibebaskanlah tetangganya itu.
Ketika bebas, Imam Hanafi mengulang sindiran yang disampaikan tetangganya. Si tetangga ini merasa malu, hingga akhirnya ia bertaubat kepada Allah dan meminta maaf kepada Imam Hanafi. Masya Allah.