Membentuk Keluarga Bervisi Akhirat
Fitrah inilah yang harus disadari manusia bahwa ketika diberikan anak bukan hanya berhenti dalam batas disyukuri, tepai ada kelanjutannya yaitu ada amanah yang harus ditunaikan yaitu menjaga fitrah Islam dan tauhidnya.
Kedua, nenek moyang umat manusia adalah penduduk surga. Jika ditanya siapa nenek moyang tentu jawabannya adalah Nabiyullah Adam yang telah disifati sebagai khalifat di muka bumi.
انِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةًۗ
“Aku hendak menjadikan khalifah di bumi,” (Al-Baqarah:30).
Disambung dengan gugusan ayat berikutnya, menjelaskan dilebihkannya Nabi Adam dari makhluk lain berupa akal, sekaligus bukti terjadinya transmisi keilmuan dari Allah SWT kepada Nabi Adam sebagai khalifah di bumi dan dari Nabi Adam kepada malaikat.
Secara keseluruhan ayat-ayat tersebut adalah satu kesatuan proses yang dimulai dari rencana Allah SWT menciptakan makhluk yang akan diberikan tugas sebagai khalifah di muka bumi, proses pendidikan yang akan diberikan pada sang khalifah sampai dikeluarkannya dari surga untuk kemudian ditempatkan di bumi. Pemahaman ini sekaligus meruntuhkan teori Darwin yang menyatakan manusia berevolusi dari seekor kera. Sejak awal penciptaannya, manusia diciptakan dalam bentuk seindah-indahnya.
Ketiga, pada akhirnya manusia akan pulang, Inilah kematian, yang semua tidak akan bisa menghindarinya. Setelah melewati masa hidup-mati-hidup-mati-dan akhirnya akan kembali, dan kembalinya hanya adalah dua pilihan, surga atau neraka.
كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِٱللَّهِ وَكُنتُمْ أَمْوَٰتًا فَأَحْيَٰكُمْ ۖ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
“Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?” (Al-Baqarah:28).
Inilah hakikat manusia, dunia hanyalah terminal sesaat, kehidupan yang sesaat ini yang harus dimaksimalkan dan dioptimalkan agar semua bisa berpulang dengan fitrah Islam dan ketauhidan. Di antara yang bisa ditanamkan kepada sanak keluarga agar visi akhirat menjadi visi bersama, adalah mengubah bahwa aktivitas apapun yang dilakukan hendaknya meniatkan karena ibadah kepada Allah. Dengan ini, nilai yang didapatkan tidak sekadar niat dunia tapi juga akhirat. Nabi bersabda,