Membentuk Keluarga Bervisi Akhirat
Membentuk Keluarga Bervisi Akhirat
Qur’anic School of Dewan Dakwah Membangun Sinergi dengan Orangtua Bagaimana Mendidik Keluarga Bervisi Akhirat.
JAKARTA-Qur’anic School of Dewan Dakwah kembali menggelar dauroh rutin bagi para walisantri bertajuk “Pendidikan Bervisi Akhirat Bebaskan Cinta Dunia”. Kegiatan yang digelar Sabtu (02/11/2024) menghadirkan pembicara Ust. Dr. Imam Zamroji, MA. bertempat di Masjid Nourah Abdurrahman, tempat yang menjadi markas utama Qur’anic School of Dewan Dakwah.
Dalam Al-Qur’an terdapat banyak term yang dapat diasosiasikan dengan pendidikan seperti al-tarbiyah, al-ta’lim, al- ta’dib, al-tazkiyah, al-tadris, al-tafaqquh, al-ta’aqqul, al-tadabbur, al-tazkirah, dan al-mauizah. Term-term tersebut dalam penggunaanya tentunya menyesuaikan pada konteks kapan dan di mana ayat-ayat tesebut diturunkan. Lepas dari beberapa penamaan tersebut, pendidikan sejatinya adalah sebuah proses mendidik manusia agar dapat menjalankan perannya di dunia sebagai ‘abdullah juga khalifah fil ardh.
Di dalam proses inilah diperlukan ekosistem pendidikan yang dapat menunjang terselanggaranya proses berjalan dengan baik. Orang tua adalah instrumen utama yang akan membentuk anaknya menjadi apa dan seperti apa bahkan termasuk keyakinannya menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi.
Lalu jika bicaranya tujuan, pendidikan menjadi instrumen penting untuk mengukur bagaimana sebuah keluarga membangun visinya, dan visi utamanya tentunya bukan sekadar bahagia dan sukses di dunia, tetapi visi terbesar adalah visi akhirat. Di dalam visi ini bagaimana sebuah keluarga memiliki cita-cita yang sama menjadi bagian dari penduduk surga. Inilah yang diungkapkan Ust. Imam Zamroji, setidaknya ada tujuh pertanyaan yang perlu dicarikan jawabannya, yaitu: (1) Mengapa hidup harus bervisi akhirat (surga)? (2) Apa keuntungan bervisi akhirat? (3) Mengapa harus mendidik keluarga bervisi surga/akhirat? (4) Bagaimana konsepnya? (5) Seperti apa contoh implementasinya? (6) Apa hambatannya? (7) Dan apa harapan lembaga yang mengelola pendidikan?
Lebih lanjut Ust. Imam menjelaskan kenapa visinya harus akhirat? Pertama, manusia semua terlahir sebagai penduduk surga. Setiap manusia hakikatnya adalah penduduk surga yang lahir dalam keadaan fitrah. Fitrah dalam konsep Islam tentu beda dengan teorinya tabularasa-nya John Locke yang menyebutkan bahwa manusia dilahirkan seperti kertas putih, kosong sama sekali sehingga perlu diisi dan diberikan warna-warni oleh orang dewasa. Fitrah dalam konteks Islam memiliki dua makna yaitu manusia lahir dalam keadaan Islam dan fitrah dalam keadaan bertauhid.