Tiga Tipe Manusia Penuntut Ilmu. Kalian yang Mana?
3. Orang yang dirinya telah dikuasai oleh setan. la menjadikan ilmunya sebagai sarana untuk memperbanyak harta benda, meraih kedudukan yang bisa ia bangga-banggakan, dan menghimpun banyak pengikut yang bisa ia manfaatkan. Ia menggunakan ilmunya di setiap kesempatan demi meraih kepentingan duniawi.
Meski demikian, ia begitu yakin mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah, karena ia merasa dirinya seorang yang alim (ulama). Padahal itu hanya dari segi penampilan atau ucapan, sedang lahir dan batinnya sangat rakus terhadap urusan dunia. Jelas ia termasuk orang-orang yang binasa, dan juga termasuk orang-orang dungu yang tertipu. Sebab, tidak ada harapan ia mau bertobat, karena ia mengira dirinya termasuk orang-orang yang telah berbuat kebaikan. Ia lupa pada firman Allah Ta'ala,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوْا لِمَ تَقُوْلُوْنَ مَا لَا تَفْعَلُوْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman, kenapa kalian mengatakan sesuatu yang tidak kalian kerjakan?" (ash- Shaff: 2).
Dan ia adalah termasuk orang-orang yang disinggung dalam sabda Rasulullah SAW,
نا مِنْ غَيْرِ الدَّجَّالِ أَخْوَفُ عَلَيْكُمْ مِنَ الدَّجَّالِ،فَقِيلَ: وَمَا هُوَيَا رَسُولَ اللَّهِ؟ فَقَالَ: عُلَمَاءُ السُّوْء
"Aku sangat mengkhawatirkan kalian terhadap Dajjal yang bukan dajjal. Salah seorang sahabat bertanya, "Siapa ia, wahai Rasulullah?' Beliau menjawab, "Ulama yang buruk."
Hal itu dikarenakan tujuan dajjal memang jelas, yaitu ingin menyesatkan manusia. Sementara ulama yang buruk, kendati lisan dan kata-katanya mengajak manusia berpaling dari dunia, namun ia juga mengajak mereka kepada dunia melalui perbuatan dan tingkah lakunya (suri tauladannya).
Betapapun, bahasa sikap itu lebih fasih daripada bahasa lisan. Sebab, salah satu karakter manusia itu lebih cenderung menyaksikan tindakan nyata daripada memperhatikan atau mengikuti kata-kata.Kerusakan yang ditimbulkan oleh orang yang tertipu dengan amal-amalnya ini lebih banyak daripada kebaikan yang ia lakukan hanya dengan kata-katanya. Sebab, orang bodoh itu berani rakus terhadap dunia gara-gara orang pintar.
Jadi, ilmu orang pintarlah yang menjadi penyebab hamba-hamba Allah yang awam berani berbuat durhaka kepada-Nya. Jiwanya yang sebenarnya bodoh, terus menipu angan-angan serta harapannya. Ia menganggap, bahwa dirinya lebih baik daripada kebanyakan hamba Allah Ta'ala.