Home > News

Kiai Pesantren Ambil Alih Penuh Tugas Orangtua, Ketua RMI NU Jatim: Tugas Berat

Kiai berkumpul bersama menyikapi kondisi pesantren yang kini viral karena santri tewas.
Sejumlah pengurus pesantren yang tergabung dalam RMI berfoto bersama sesuai membahas tentang masalah Pesantren yang Ramah Anak, Senin (4/3) di Surabaya. (Dok. RMI PWNU Jawa Timur)
Sejumlah pengurus pesantren yang tergabung dalam RMI berfoto bersama sesuai membahas tentang masalah Pesantren yang Ramah Anak, Senin (4/3) di Surabaya. (Dok. RMI PWNU Jawa Timur)

Kiai Pesantren Ambil Alih Penuh Tugas Orangtua, Ketua RMI NU Jatim: Tugas Berat

SAJADA.ID--Para pengasuh pondok pesantren mempunyai tanggung jawab yang besar karena dipercaya para orangtua dan wali santri. Mereka dititipi secara penuh untuk mengasuh, mendidik, dan mengajar, dengan siste holding school, 24 jam, 7 hari dalam seminggu dan berlangsung selama bulanan dan tahunan.

Apalagi, keberlangsungan pendidikan di pondok pesantren dibiayai secara mandiri. Belum lagi, program pondok pesantren yang menyantuni keluarga miskin untuk bisa meraih pendidikan bersama-sama para santri umumnyadi pondok pesantren.

"Para kiai pondok pesantren, telah mengambil alih tugas orangtua di rumah, terkait keimanan, akhlak, ilmu dan ibadah. Kami kira, masyarakat secara umum perlu kiranya memahami betapa hal ini merupakan tugas berat yang harus diemban para kiai pesantren," tutur K.H. M. Iffatul Lathoif, Ketua Asosiasi Pondok Pesantren se-Indonesia atau Rabithah Ma'ahidil Islamiyah (RMI) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, dalam keterangan pers, Selasa 5 Maret 2024.

Gus Thoif, panggilan akrab salah saorang pengasuh Pondok Pesantren Al-Falah Ploso Kediri, bersama jajaran lembaga urusan pesantren yang dipimpinnya, secara intens melakukan koordinasi dan melakukan pelbagai tindakan dalam mengatasi masalah yang dihadapi para santri dan pondok pesantren.

"Bila ada salah di pihak pondok pesantren, seperti aksiden pembulian atau perundungan yang terjadi terhadap santri, tentu menjadi bagian penting yang harus diperhatikan penyelesaiannya.

"Kami berharap, masyarakat secara umum, terutama kalangan keluarga santri, mohon bersikap secara bijak, tidak pre-judice (melakukan penghakiman sendiri). Karena, bisa dipastikan, itu semua bukan kesengajaan dan di luar kuasa para pengurus dan pengasuh pondok pesantren," tutur Gus Thoif, didampingi sejumlah pengurus RMI PWNU Jatim, seperti Gus Aziem (Sekretaris) dan Gus Muhammad Jauharul Afif (Pengasuh Asrama Sunan Bonang, Pondok Pesantren Mambaul Maarif Denanyar), dan Hakim Jayli (Wakil Sekretaris PWNU Jatim).

Jangan Bully Pesantren, Siap Satgas Pesantren Ramah Santri

Secara teknik, menurut Gus Thoif, setiap santri disediakan kakak asuh (musrif) di setiap kamar dan kompleks asrama. Belum lagi secara spiritual, kiai mendoakan akan keselamatan akhirat dan dunia sang santri.

"Pondok pesantren butuh didukung keberadaannya, bukan di-bully ketika ditimpa musibah," tutur Gus Thoif.

RMI NU Jatim, kini melakukan tindakan preventif dan antisipatif terhadap permasalahan di lingkungan pondok pesantren. Dengan mengoptimalkan fungsi Satgas Pesantren Ramah Santri.

Pondok pesantren menjadi lembaga pendidikan tertua dan khas di Nusantara dalam mengembangkan dakwah Islam ala Ahlussunnah Waljamaah. Sebagian besar menjadi bagian dari organisasi Islam moderat di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU).

Pendiri NU, Hadratusy Syaikh KH Muhammad Hasyim Asy'ari, adalah pendiri pesantren tua pada akhir abad ke-19. Demikian pula guru para ulama dan kiai pesantren di Nusantara, yakni Syaikhona Muhammad Kholil Al-Bankalany, mempunyai sajarah panjang dalam penerapan pola pendidikan Islam di pesantren.

× Image