Tiga Musibah Bagi Murid yang Merendahkan Guru
Tiga Musibah Bagi Murid yang Merendahkan Guru
Oleh Syahruddin El Fikri
Sahabat yang dirahmati Allah SWT.
Seorang guru adalah panutan atau teladan bagi murid-muridnya. Guru harus menunjukkan dirinya sebagai tokoh yang layak diteladani diikuti perintah serta petunjuknya. Karena itu, seorang murid harus menjaga adab, menjaga akhlak, menjaga etika, baik ketika berhadapan dengan guru maupun di belakangnya.
Seorang murid tak patut merendahkan gurunya walaupun sang guru punya kekurangan. Misalnya murid kaya, guru miskin, maka sebagai murid dia harus tetap memuliakan gurunya. Bahkan ketika muridnya mempunyai jabatan istimewa di perusahaan atau di pemerintahan, sementara gurunya hanya seorang tukang sapu, ia tetap harus dimuliakan, dan tak layak untuk direndahkan.
Merendahkan guru berarti termasuk perbuatan tercela (suul adab). Suul adab terhadap guru, dapat menyebabkan ilmu yang didapatkan tidak berkah, dan tidak bermanfaat.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah Shallallahu Álaihi Wassallam (SAW) mengecam murid yang suka merendahkan gurunya. Bahkan Rasul menyebutkan, ada musibah yang akan dialami seorang murid, manakala dia tidak memuliakan gurunya.
وروي عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال من استخف بأستاذه ابتلاه الله تعالى بثلاثة أشياء نسي ما حفظ وكلّ لسانه وافتقر في آخره
“Diriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW, ia bersabda, ‘Siapa saja yang meremehkan ustadznya, niscaya Allah turunkan bala pada tiga hal. Pertama, ia menjadi lupa terhadap hafalannya. Kedua, kelu atau kaku (tumpul) lidahnya. Ketiga, ia akan hidup dalam keadaan fakir (wafat dalam keadaan suul khatimah),’” (Syekh M Nawawi Banten, Salalimul Fudhala, [Indonesia, Al-Haramain Jaya: tanpa tahun), halaman 84).
Sayyid Bakri bin Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi dalam Kitab Kifayatul Atqiya wa Minhajul Ashfiya, juga menganjurkan kita untuk bersikap takzim kepada ustadz, muallim, dan guru karena tindakan memuliakan mereka termasuk tindakan memuliakan ilmu.