Kisah Abu Hurairah dan Ibunya
Kemudian Abu Hurairah mendoakan ibunya: “rahimakillahu kama rabbaitini shaghira” (semoga Allah mengasihi ibu sebagaimana ibu merawatku waktu kecil). Ibunya membalas doa puteranya dengan doa yang tidak kalah indahnya: “wa rahimakallahu kama barartani kabira” (semoga Allah mengasihimu sebagaimana engkau berbuat baik kepadaku setelah engkau dewasa).
Abu Hurairah aktif mengajak orang lain agar memuliakan dan berbuat baik kepada kedua orang tua serta menyayangi mereka. Pada suatu hari dia melihat dua orang berjalan bersama-sama, yang satu lebih tua dari yang lainnya.
Abu Hurairah bertanya kepada yang muda, siapa orang tua ini? “Bapakku”, jawab anak muda itu. Lalu Abu Hurairah menasehatinya: “Janganlah engkau memanggilnya dengan menyebut namanya. Jangan berjalan di hadapannya. Dan jangan duduk sebelum dia duduk lebih dahulu.”
Begitulah, sisi lain dari Abu Hurairah, sahabat perawi hadits yang terkenal, sangat sayang kepada ibunya. Semoga bermanfaat.
(syahruddin el-fikri/RB)
Artikel Menarik Lainnya:
Kisah-Kisah Islami dan Inspiratif
Tempat Bersejarah di Dunia Islam
Ulasan Seputar Buku dan Kitab Klasik
Cerita Abu Nawas dan Humor Lucu
Silakan beri komentar atas berita ini, dan monggo dibagikan bila bermanfaat.
Terima kasih.