Belajar dari Filosofi Kehidupan Tukang Parkir
Kisah tukang parkir berikut ini, mungkin bisa jadi teladan bagi kita untuk tidak merasa kehilangan atas apa yang telah pergi atau hilang dari diri kita. Baik soal harta kekayaan, jabatan, atau pun anggota keluarga yang telah pergi.
Suatu hari, sejumlah kendaraan terparkir di sebuah pasar tradisional yang lahannya cukup luas. Mulai dari sepeda motor hingga mobil. Dari kendaraan dengan harga puluhan juta hingga miliaran ada disitu.
Seorang tukang parkir, bernama Syafik, terus membunyikan peluitnya untuk mengatur kendaraan yang akan parkir maupun akan meninggalkan pasar. Untuk setiap pengendara yang datang, ia berikan tiket parkir. Ia berikan senyuman indah kepada pengendara maupun pemilik kendaraan.
Sebagai tukang parkir, maka Syafik sangat berhati-hati menjaga kendaraan yang dititipkan padanya saat pemiliknya meninggalkan kendaraan. Ia tidak ingin kendaraan yang terparkir di lokasi yang dijaganya itu mengalami rusak, hilang atau tergores sedikit pun. Sebab, kendaraan itu adalah titipan dari majikan atau si pemilik kendaraan.
Baca Juga: Palestina adalah Mahsyar, Tempat Berkumpulnya Umat Manusia
Produk-Produk Ini Diduga Berafiliasi dengan Israel
Artikel Menarik Lainnya:
Tempat Bersejarah di Dunia Islam
Ulasan Seputar Buku dan Kitab Klasik
Cerita Abu Nawas dan Humor Lucu
Ketika kendaraan pergi, tak lupa Syafik mengambil tiket dari si pengendara. Ia berikan senyuman manis nan indah kepada si pengendara atau pemilik kendaraan yang telah memercayakan kepadanya untuk menjaga titipan atau kendaraan selama mereka berbelanja.
Pelajarannya adalah