Sang Ksatria Terakhir Kekhalifahan Turki Utsmani
Ulama terkemuka Turki, Said Nursi, bagaikan sosok yang tak habis digali ilmu dan kiprahnya. Ketokohannya sangat mengagumkan dan layak dijadikan teladan umat Islam.
Ulama yang menjadi Ksatria Terakhir atau Akhirul Fursan dari Kekhalifahan Turki Utsmani ini, menuliskan sejarahnya dalam melawan sekularisme dan kezaliman di negerinya.
Ketokohan dan kepribadian dari Said Nursi telah dibukukan dan kini siap menyambangi para pembaca, termasuk sahabat Rumah Berkah. Buku yang berjudul Akhirul Fursan atau Ksatria Terakhir dengan ketebalan 264 halaman itu diterbitkan oleh Republika Penerbit, dan diterjemahkan oleh Astri Katrini Alafta.
Buku ini adalah kisah roman epik tentang kehidupan Ustaz Badiuzzaman Said Nursi yang ditulis dengan sangat menarik oleh seorang ulama fiqh dan ushul al-fiqh dari Maroko, Ferid al-Ensari atau Farid Al Anshory. Bahasa dan sastra novel ini begitu indah hingga banyak mendapat pujian di kalangan sastrawan Arab. Selain itu sudut pandang dan cara penceritaan yang tak biasa, membuat kita akan terus penasaran membaca kata demi kata dan untaian kalimat dalam jalinan keindahan penceritaannya.
Sebuah tulisan menggugah tentang perjuangan seorang ulama kharismatik yang dimulai dengan suatu kalimat pembuka menuju Cahaya: “Wahai Said....! Jadilah benar-benar seperti tanah yang rendah hati, meninggalkan keegoan diri dan bertawadhu’ adalah keharusan, agar tidak kau perkeruh kemurnian Risalah an-Nur, tak pula kau patahkan pengaruhnya.”
Pada penutupnya, kilat menyambar di ketinggian cakrawala dengan dahsyatnya, lalu seketika dalam waktu teramat singkat, lebih singkat daripada satu kedipan mata, pelangi merangkul seluruh langit semesta dan pupil mata anak-anak menebarkan tujuh warna nirmala. Di belakangnya aku mendengar ringkikan derap kaki kuda-kuda yang berpacu bersama derau angin para ‘Fatih’ dan dengan suara lantang kuteriakkan: “Kuharapkan persahabatanmu, wahai sosok ‘sebaik-baik Panglima’ yang diberitakan!”