Home > Agama

Diduga Terjadi Kekerasan terhadap Santri, Masyarakat Diimbau Waspadai Kelompok GISBH

Dalam video yang beredar, sejumlah santri mengalami kekerasan fisik dari pengasuh atau pembimbingnya.
Seorang santri GISBH tertunduk menahan sakit akibat kekerasan fisik yang dialaminya. Gambar diambil dari sreenshot video yang beredar. 
Seorang santri GISBH tertunduk menahan sakit akibat kekerasan fisik yang dialaminya. Gambar diambil dari sreenshot video yang beredar.

Diduga Terjadi Kekerasan terhadap Santri, Masyarakat Diimbau Waspadai Kelompok GISBH

SAJADA.ID, BOGOR — Sebuah video yang beredar luas di media sosial memunculkan keprihatinan publik. Dalam rekaman berdurasi singkat itu, tampak sejumlah santri berusia sekitar 9–12 tahun mengalami tindakan kekerasan fisik.

Dalam video tersebut, para santri tampak disuruh mengeluarkan tangannya, kemudian dipukul menggunakan rotan oleh seorang pria yang diduga pengasuh atau pembimbing mereka. Anak-anak itu tampak menahan rasa sakit, sementara perekam video memperlihatkan suasana di dalam ruangan berwarna putih dengan lantai bersih.

Yang mengejutkan, di bagian video tersebut juga terlihat tulisan dan logo GISBH (Global Ikhwan Services and Business Holdings), yang disebut-sebut berlokasi di kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat. Sebagian masyarakat menyebutkan, video itu bukan di Indonesia, melainkan di Malaysia atau rumpun melayu.

Informasi yang beredar menyebutkan, para santri dalam video itu merupakan bagian dari lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan GISBH.

Masyarakat luas, diimbau untuk berhati-hati terhadap aktivitas dan gerakan kelompok ini, karena GISBH disebut memiliki keterkaitan dengan kelompok Darul Arqam, sebuah organisasi yang pernah dibubarkan dan difatwakan sesat oleh ulama Kerajaan Malaysia.

Kelompok ini awalnya dikenal dengan nama Darul Arqam, sebelum kemudian berganti nama beberapa kali hingga kini menjadi Global Ikhwan Services and Business Holdings (GISBH). Di Indonesia, pusat kegiatan mereka diketahui berada di Sentul City, Bogor, dengan sejumlah cabang di berbagai kota di Pulau Jawa dan Sumatra.

Menurut sejumlah sumber, strategi dakwah GISBH dimulai dari penguatan ekonomi jamaah dengan mengatasnamakan nilai-nilai Islam. Mereka disebut merekrut keluarga dari kalangan kurang mampu, kemudian melakukan kaderisasi internal dan mempekerjakan para anggota dalam berbagai sektor usaha milik kelompok tersebut, seperti pertanian, peternakan, perikanan, kuliner, hingga apotek dan pasar bersih di Sentul City.

Di Malaysia, seluruh aset mereka telah disita pemerintah setelah otoritas keagamaan setempat menyatakan ajaran mereka menyimpang dari Islam. Namun, di Indonesia, aktivitas kelompok ini hingga kini belum tersentuh tindakan tegas, dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait keberadaan mereka.

Peristiwa dalam video tersebut memicu kemarahan dan keprihatinan warganet. Banyak yang mendesak agar aparat berwenang menelusuri kebenaran video itu serta menindak tegas pihak-pihak yang melakukan kekerasan terhadap anak-anak di bawah asuhan mereka.

“Kasus seperti ini harus diselidiki secara serius. Banyak masyarakat tertipu oleh tampilan luar yang seolah islami, padahal ajaran dan perilakunya jauh dari nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin,” ujar salah satu tokoh masyarakat yang enggan disebutkan namanya.

Image
SAJADA.ID

Partner of Republika Network. Official Media Yayasan Rumah Berkah Nusantara. email: infosajada.id, Silakan kirimkan info

× Image