Home > Hikmah

Sujud Terakhir Shida

Setan adalah musuh nyata bagi manusia, ia tak berhenti menggoda dan menjerumuskannya pada lembah yang hina.

“Sujud Terakhir Shida”

SAJADA.ID–Di sebuah negeri jauh sebelum Islam datang, hiduplah seorang rahib bernama Shida berusia paruh baya. Ia tinggal di sebuah biara terpencil di atas bukit, memisahkan diri dari dunia sejak muda. Namanya masyhur sebagai ahli ibadah yang tidak pernah meninggalkan malam tanpa ibadah dan siang tanpa puasa.

Setiap orang menyebut nama Shida dengan penuh takzim, menganggapnya wali, pembawa berkah, bahkan ada yang menangis jika melihat siluet tubuhnya tengah rukuk di senja hari.

“Lihatlah Shida, hamba pilihan Tuhan,” ujar penduduk desa menyatakan kekagumannya atas ibadah yang dikerjakan Shida.

Di balik segala pujian yang di dengarnya tak lantas membuatnya pongah. Ia justru makin rajin beribadah.

Suatu hari, tiga bersaudara datang mengetuk gerbang biara.

“Wahai tuan Shida, kami hendak berperang. Kami memiliki seorang saudari perempuan. Namanya Lina. Kami telah bertanya ke banyak penduduk untuk menitipkan saudari kami. Semua menyarankan ke tempat ini. Kata mereka: “Tak ada tempat aman selain di bawah penjagaan Shida. Titipkan saudarimu sementara kepadanya.” Atas dasar itu, maka kami datang hendak menitipkan saudari kami pada Anda, ruang Shida,” ujar si Sulung.

Mendengar hal itu, Shida menolak. “Aku bukan penjaga wanita.”

Tiga bersaudara itu kecewa. Usaha mereka tidak membuahkan hasil. Mereka pun balik kanan.

Di malam hari yang dingin, Shida beristirahat. Ia merenungkan kembali sikapnya yang menolak titipan saudari dari tiga bersaudara itu. Lamat-lamat, ia mendengar bisikan kecil.

"Apakah engkau tak kasihan? Apakah engkau akan membiarkan wanita tanpa pelindung di dunia penuh keburukan?"

Pikiran itu terus menghantuinya. Ia tak bisa tidur nyenyak. Bahkan, saat ibadah malam pun, ia tak khusyuk.

Pagi-pagi, ia menemui tiga bersaudara yang kemarin. Ia menyatakan kesediaannya menampung saudari dari tiga bersaudara itu

“Tempatkan dia di rumah kecil dekat gerbang. Aku akan kirimkan makanan tiap hari, tanpa bertemu,” ujar Shida.

× Image