Home > Al Quran

Makna Kata "Baik" dari Kalimat Al Birru, Al-Ihsan, Al Khair, dan At-Thayyib

Perbedaan utama kalimat itu terletak pada fungsi dan fokus lingkupnya.
Berbagi merupakan perbuatan baik yang akan mendapatkan balasan pahala dari Allah SWT. 
Berbagi merupakan perbuatan baik yang akan mendapatkan balasan pahala dari Allah SWT.

Makna Kata "Baik" dari Kalimat Al Birru, Al-Ihsan, Al Khair, dan At-Thayyib

Oleh Syahruddin El Fikri

SAJADA.ID--Istilah "baik" dalam Al-Quran terdapat dalam beberapa kata. Di antaranya adalah Al Birru, Al Khair, Al Ihsan, At-Thayyib, Al-Ma'ruf, dan lain sebagainya.

Kata tersebut biasanya terungkap dari kalimat yang berbeda-beda. Al Birru, misalnya, memiliki makna baik atau kebajikan. Pun demikian halnya dengan kata-kata tersebut di atas. Hanya saja, kata al birru, diyakini oleh banyak ulama sebagai kata kebaikan yang dilakukan secara terus menerus.

Misalnya dalam surat Ali Imran ayat 92.

﴿لَن تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّىٰ تُنفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ ۚ وَمَا تُنفِقُوا مِن شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ﴾ [ آل عمران: 92]

Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya [Al Imran: 92]

Para ulama menegaskan bahwa dibandingkan Al Khair, At-Thayyib, dan Al Ihsan, kata Al Birru memiliki makna umum dan luas. Al Birru dimaknai sebagai kebaikan yang terus menerus dilakukan tanpa henti.

Karena itu, orang yang mengerjakan haji dan mendapat predikat mabrur, manakala sekembali dirinya berhaji, maka kebaikan yang dia lakukan akan terus menerus dijalankan. Ibadahnya semakin baik, akhlaknya semakin baik, perilakunya semakin baik, sedekahnya semakin baik, dan kebaikan melekat pada dirinya.

Jika setelah mengerjakan haji tetapi ibadahnya tidak bertambah baik maka yang bersangkutan tidak bisa disebut dengan mabrur.

روى البخاري ومسلم عن أبي هريرة رضي الله عنه، قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (العمرة إلى العمرة كفارة ما بينهما، والحج المبرور ليس له جزاء إلا الجنة)

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah RA bahwa ia berkata, Nabi Muhammad SAW bersabda: "Umrah yang satu ke umrah lainnnya adalah penghapus dosa-dosanya, dan haji mabrur tidak ada balasan lain kecuali surga."

Dalam kitab Arbain Nawawi pada hadits No. 27 disebutkan:

عَنِ النَّوَّاسِ بْنِ سَمْعَانَ رضي الله عنه، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: اْلبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ، وَالإِثْمُ مَا حَاكَ فِيْ نَفْسِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ . رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Dari Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda: “Kebaikan itu adalah akhlak yang baik, kejelekan (dosa) itu adalah sesuatu yang meresahkan jiwamu dan engkau benci apabila manusia mengetahuinya.” (HR. Muslim).

Adapun orang yang melakukan kebaikan, maka dia disebut dengan muhsin atau muhsinin. Muhsin berasal dari kata Ihsan (husn/hasn) yang berarti baik secara kualitas, terutama dari sisi ibadahnya, akhlaknya, dan perilakunya.

Adapun Al Khair, maknanya juga baik. Misalnya jazakallahu khairan, semoga Allah membalas kebaikan padamu. Kalimat ini merupakan ungkapan terima kasih atau doa yang diucapkan untuk orang yang memberi.


Sedangkan at-Thayyib, merujuk pada kehalalan suatu barang atau makanan dan minuman. Halalan thayyiban. Dari kata ini dapat dimaknai bahwa at-thayyib memiliki makna baik, suci, dan bersih dari nikmat (rezeki) atau karunia Allah.

× Image