Home > Doa

Amalan Jumat Terakhir di Bulan Rajab

Bacaannya adalah Ahmad Rasulullah Muhammad Rasulullah, dibaca 35 kali di antara dua khutbah, atau saat khatib duduk dinantara dua khutbah.

Amalan Jumat Terakhir di Bulan Rajab




SAJADA.ID--Bulan Rajab adalah salah satu dari empat bulan mulia (Muharram, Rajab, Dzulqa'dah, dan Dzulijjah). Orang yang melakukan amal saleh, maka amal dan pahalanya akan dilipatgandakan.

Pada bulan Rajab, ada satu amalan yang sangat dianjurkan oleh para ulama untuk dibaca. Bacaan itu berbunyi: Ahmad Rasulullah Muhammad Rasulullah.

Kalimat di atas dianjurkan dibaca saat khatib berada di atas mimbar pada khutbah kedua atau saat duduk di antara dua khutbah.

Disebutkan didalam beberapa kitab mu'tabar seperti Kanzunnajah wa surur, Makhzanul arbah, Khulashotul atsar dan lainnya tentang amalan berikut ini yaitu membaca :


احمد رسول الله محمد رسول الله
(Ahmadur Rasulullah Muhammadur Rasulullah) sebanyak 35 kali ketika Khotib sedang di atas mimbar.

Keutamaannya


وَمن قَرَأَ فى آخر جُمُعَة من رَجَب والخطيب على الْمِنْبَر أَحْمد رَسُول الله مُحَمَّد رَسُول الله خمْسا وَثَلَاثِينَ مرّة لَا تَنْقَطِع الدَّرَاهِم من يَده تِلْكَ السّنة

"Barang siapa yang membaca pada akhir Jumat di bulan Rajab, saat khatib berada di atas mimbar, kalimat 'Ahmad Rasulullah, Muhammad Rasulullah' sebanyak tiga puluh lima kali, maka dirham (rezeki) tidak akan terputus dari tangannya sepanjang tahun tersebut." [Khulashotul atsar fi a'yanil Qorn Hadi Asyar 3/159]

Bukankah ketika Khotib sedang menyampaikan khutbah kita disunnahkan untuk diam? Lalu bagaimana cara bacanya?

Al Habib Salim bin Abdullah Asy Syathiri mengatakan:


ليس من شروط القراءة التلفظ بل استحضارها بالقلب يكفي او يقرأ حال الجلوس على المنبر قبل الخطبة او يقرأ حال الدعاء او الترضي من الصحابة لان المراد بالانصات حال الخطبة هو الانصات حال استماع اركان الخطبة لاغير.

“Bukanlah termasuk syarat membaca (doa atau zikir tersebut) secara melafalkannya, tetapi cukup dengan menghadirkannya dalam hati. Atau seseorang bisa membacanya saat duduk di mimbar sebelum khutbah, atau membacanya saat berdoa, atau saat bersalawat kepada para sahabat. Sebab, yang dimaksud dengan diam (dalam konteks mendengarkan khutbah) adalah diam ketika mendengarkan rukun-rukun khutbah saja, tidak lebih dari itu.”

Lalu bagaimana dengan wanita yang tidak hadir jumatan?

Dan bagi kaum wanita yang tidak hadir ke masjid, pembacaannya adalah dengan memperkirakan bahwa khatib sudah ada di mimbar.

Dikutip dari NU Online disebutkan, Al-Habib Ali bin Hasan Baharun menulis keterangan dari gurunya, al-Habib Zain bin Ibrahim bin Smith sebagai berikut:


فَائِدَةٌ لِإِبْقَاءِ الدُّرَيْهِمَاتِ فِيْ جَمِيْعِ السَّنَةِ الْإِتْيَانُ بِهَذَا الذِّكْرِ خَمْس وثلاثيْن مرّة فِيْ آخِرِ جُمُعَةٍ مِنْ رَجَبَ حَالَ الْخُطْبَةِ الثَّانِيَةِ، وَهُوَ أَحْمَدُ رَسُوْلُ اللهِ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ الله، وَقَدْ جَرَّبَهُ الْكَثِيْرُ وَصَحَّ عِنْدَهُمْ

Artinya: Faidah. Agar uang tak kunjung habis di sepanjang tahun (dianjurkan) membaca amalan ini sebanyak 35 kali di akhir Jumat bulan Rajab saat khutbah kedua, yaitu "Ahmad Rasûlullâh Muhammad Rasûlullâh".Amalan ini telah dicoba oleh banyak orang dan terbukti berhasil (al-Habib Ali bin Hasan Baharun, al-Fawaid al-Mukhtarah, halaman. 445).

Semoga kita semua diberi kemudahan mengamalkannya. (Syahruddin/sajada.id)

× Image