Ulama dan Tokoh Spiritual Turki Wafat
Ulama dan Tokoh Spiritual Turki Wafat
Gulen memiliki ratusan karya dan tersebar di seluruh dunia.
SAJADA.ID--Fethullah Gülen, ulama asal Turki yang kini menetap di Pennsylvania, Amerika Serikat dikabarkan wafat pada usia 83-an tahun di kediamannya, Saylorsburg, Pennsylvania.
Kabar wafatnya Gülen dikonfirmasi Abdullah Bozkurt, mantan editor surat kabar Today’s Zaman yang berafiliasi dengan Gülen, yang saat ini tinggal di pengasingan di Swedia.
Menurut Bozkurt, ia menerima informasi langsung dari keponakan Gülen, yang bernama Kemal Gülen. Penyebab wafatnya disebutkan karena faktor usia sebagaimana laporan Rumah Sakit St. Luke’s-Monroe, tempat Gulen dirawat.
Gülen telah menghabiskan puluhan tahun terakhir hidupnya di pengasingan, dan tinggal di kompleks tertutup di Pegunungan Pocono, Pennsylvania.
Selama masa hidupnya, ia dianggap sebagai pemimpin spiritual dari jutaan pengikutnya. Filosofinya memadukan Sufisme, yaitu bentuk sufisme Islam, demokrasi, pendidikan, sains, dan dialog lintas agama. Ia menjadi terkenal berkat jaringan sekolah-sekolah dan lembaga sosial di seluruh dunia yang terinspirasi oleh ajarannya.
Puluhan bahkan ratusan karya telah dihasilkannya. Karya-karyanya bertebaran di seluruh dunia yang diperbanyak oleh murid-muridnya. Di antara karyanya adalah Dakwah, Sufisme Islam, Teladan Umat; Muhammad SAW, dan banyak lagi lainnya. Karya-karya tersebut dialihbahasakan dari bahasa Turki ke dalam bahasa Inggris, Indonesia, Jerman, Prancis, Rusia, Arab, dan lainnya.
Namanya sangat populer bagi komunitas masyarakat Turki di berbagai mancanegara. Namun, belakang ini namanya menjadi kontroversial setelah dituduh oleh pemerintah Turki dibawah pemerintahan Recep Tayyip Erdogan. Padahal, keduanya adalah sahabat di partai yang dipimpin Erdogan.
Bagi Erdogan, Gulen dianggap otak di balik kudeta gagal pada tahun 2016. Pihak berwenang Turki menudingnya sebagai pemimpin dari “kelompok teroris” yang disebut FETO (Fethullah Terrorist Organization). Tuduhan ini dibantah keras oleh Gülen, yang menolak segala keterlibatan dalam upaya kudeta tersebut.
Wafatnya Gülen memunculkan berbagai reaksi. The Alliance for Shared Values, kelompok yang mempromosikan karya dan ajaran Gülen di Amerika Serikat, mengonfirmasi wafatnya ulama ini meninggalkan duka mendalam bagi komunitas Turki dan para murid-muridnya.
Gülen menginspirasi jutaan orang melalui ajarannya, tetapi juga menimbulkan kontroversi besar dalam politik Turki. Meninggalnya Tokoh Spiritual Turki dan ulama ini menandai akhir dari kehidupan seorang tokoh yang membagi opini, antara pengikut setia yang mengagumi ajarannya dan pihak-pihak yang menuduhnya sebagai pengkhianat.
Gulen, dalam pandangan sejumlah muridnya adalah seorang pembaru ajaran Islam yang meneruskan jejak langkah Ksatria Terakhir Turki (Akhirul Fursan), Badiuzzaman Said Nursi. Ulama terkemuka Turki ini berani menentang Mustafa Kemal Attaturk, dan ia dianggap sebagai tokoh terakhir ulama yang melawan penindasan Attaturk.
(Syahruddin)