Home > News

PKBM Terpadu An Nur Gencarkan Semangat Literasi Bagi Siswa

Pendidikan agama harus diajarkan kepada para siswa sejak dini.

PKBM Terpadu An Nur Gencarkan Semangat Literasi Bagi Siswa

DEPOK -- Membaca sebagai perintah Allah yang pertama (Al ‘Alaq: 1-5) mengandung pesan tidak sekadar membaca pada tataran ayat-ayat qauliyah (wahyu Al Qur’an) secara tekstual, tetapi membaca dalam konteks luas adalah membaca ayat-ayat yang tersebar di alam semesta (ayat-ayat kauniyah).

Sebagai implementasi hal tersebut, PKBM Terpadu An Nur unit Sekolah Qur’an An Nur mengajak siswa-siswinya kelas 1-3 mentadaburi ayat-ayat kauniyah pada Sabtu (21/9/2024) ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang terletak di bilangan kota Cipayung, Jakarta Timur.

Target dari kegiatan ini selain mengasah kognisi siswa juga bagian dari tafakur alam. Ini sebagaimana disebutkan oleh Kepala PKBM Terpadu An Nur, Ustadz Sudarmoko, Lc. S.Kom.I.

“Pemilihan lokasi kali ini adalah Taman Burung dan Bayt AL Qur’an. Yang pertama, di Taman Burung siswa diharapkan mengetahui dan memahami bagaimana Allah telah menciptakan berbagai jenis burung yang ini menunjukkan ke-Maha Besar-an Allah dalam mencipta dan menjaga keteraturan alam. Kedua, lokasi Bayt Al Qur’an, ini bagian dari keselarasan antara Sekolah Qur’an An Nur dengan Bayt Al Qur’an yang sama-sama dalam nilai-nilai Qur’an maka dengan ke tempat ini siswa diharapkan mengenal berbagai jenis mushaf Al Qur’an dan informasi lainnya.”

Dalam wisata qur’aniyah di Bayt Al Qur’an, kegiatan dipandu oleh Bapak Chairul Ikhsan, S.Th.I. Chairul menjelaskan tentang sebab mengapa Al Qur’an harus dituliskan. Ini kaitannya dengan Perang Yamamah yang terjadi pada Desember 632 M di masa Khalifah Abu Bakar melawan Musailamah al-Kadzab yang mengaku sebagai nabi.

Dalam peperangan tersebut banyak para penghafal Al Qur’an yang syahid dan ini memunculkan keresahan pada diri Umar bin Khathab. Umar pun lantas mengusulkan kepada Abu Bakar Ash Shidiq yang ketika itu menjabat sebagai khalifah untuk menuliskan Al Qur’an.

Ditunjukkan pula berbagai jenis seperti mushaf Al-Qur’an manuskrip (naskah tulisan tangan), mushaf Al-Qur’an cetakan, mushaf Al-Qur’an braille, Al-Qur’an isyarat, beragam terjemahan Al-Qur’an dalam bahasa daerah dan bahasa asing, beragam manuskrip tafsir Al-Qur’an, dan khazanah budaya Qur’ani lainnya.

Dalam perjalanan berikutnya, siswa-siswi Sekolah Qur’an An Nur juga diajak berkeliling oleh Bapak Muhammad Luthi melihat-lihat dan mendapat penjelasan tentang masjid-masjid beserta ornamen-ornamennya di masa awal-awal penyebaran Islam di Indonesia. Dari sini siswa melihat langsung seperti apa itu mamolo (red. atap masjid yang terbuat dari tanah liat), bedug, gapura, menara, jam matahari sebagai penentu waktu salat, mimbar, dan lainnya.

Dijelaskan pula bahwa mushaf Al Qur’an yang ada saat ini ada dan dibaca oleh umat Islam bukan serta merta seperti adanya hari ini, namun mengalami beberapa fase dalam model tulisannya. Dalam simulasi yang disajikan kepada para siswa-siswi, terdapat delapan model perkembangan bentuk tulisan Al Qur'an.

Selain itu, siswa juga ditunjukkan bahkan bisa menikmati media Mushaf Istiqlal digital interaktif, yang dapat dibuka-buka lembarannya dengan lambaian tangan.


× Image