Paya Pinang Group Integrasikan Padi Gogo dengan Tanaman Sawit
Paya Pinang Group Integrasikan Padi Gogo dan Tanaman Sawit
BATUBARA – PT Hasjrat Tjipta (Paya Pinang Group) menginisiasi penanaman padi gogo sebagai tanaman sela di antara tanaman sawit. Penanaman padi gogo itu dilakukan di lahan milik petani yang tergabung dalam empat kelompok tani (poktan) yang menjadi mitra binaan Paya Pinang Group.
Keempat poktan tersebut yakni Poktan Tani Mandiri, Sawita Makmur, Wahana Sawit Jaya, dan Poktan Tualang Baru. “Total ada 186 hektare (ha) yang ditanami padi gogo di penanaman pertama Program PSR ini,” ujar Ketua Umum Rumah Sawit Indonesia (RSI) Kacuk Sumarto pada acara Tasyakuran Tanam Perdana Serentak Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dan Padi Gogo di Kecamatan Laut Tador Kabupaten Batubara, Sumatera Utara (Sumut), Sabtu (7/9/2024).
Kacuk Sumarto menambahkan RSI akan selalu mendampingi petani dan perusahaan perkebunan kelapa sawit agar bisa bermitra yang saling menguntungkan. “Kami harapkan nantinya petani tidak hanya menjual buah sawit, tapi juga bisa memproduksi minyak sawit sehingga pendapatannya bisa meningkat,” ujar Kacuk Sumarto.
Masalah pangan, kata Kacuk Sumarto, ke depan menjadi sensitif karena jumlah penduduk terus meningkat, sementara daya dukung bumi makin berkurang. Sementara tidak semua negara bisa memproduksi pangan dan energi.
“Kita sebagai negara yang berada di garis khatulistiwa sangat memungkinkan untuk memproduksi pangan dan energi yang berkelanjutan. Termasuk tanaman padi gogo ini yang selain untuk ketahanan pangan juga punya unsur gizi yang dibutuhkan tubuh manusia,” katanya.
"Padi Gogo yang ditanam di Paya Pinang ini berasal dari benih yang mendapatkan perlakuan biofortifikasi Zn, yang bergizi tinggi bagus untuk penanganan stunting. Demikian penjelasan Sulaiman Ginting, dari HarvestPlus Soultion."
Bambang Eko, perwakilan Direksi PT Hasjrat Tjipta mengatakan Paya Pinang Group memiliki komitmen untuk melaksanakan PSR dan membantu petani sejak 1984 di daerah Deli Serdang, Sumatera Utara. “Semuanya adalah petani swadaya. Lebih dari 29 poktan yang bermitra dengan Paya Pinang Group. Keempat poktan yang lakukan PSR pada hari ini seluas 186 ha,” kata Bambang.
Selain tanam sawit, pada hari itu juga dilakukan penanaman padi gogo sebagai tanaman sela yang benihnya disediakan oleh RSI. “Setelah pelaksanaan PSR di lokasi ini nantinya akan berlanjut ke daerah Asahan, Sumut,” katanya.
Penjabat (Pj) Bupati Batubara Heri Wahyudi Marpaung mengapresiasi Paya Pinang Group yang menginisiasi penanaman padi gogo sebagai tanaman sela di antara tanaman sawit ini. Upaya Paya Pinang ini, kata Heri Wahyudi, selaras dengan program Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batubara yang berupaya mengurangi angka stunting yang masih cukup tinggi di Kabupaten Batubara.
“Angka stunting kami di angka 17%. Penanaman padi gogo yang memiliki kandungan gizi ini kami harapkan bisa membantu penurunan angka stunting di wilayah kami,” kata Heri Wahyudi. Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi dalam jangka panjang.
Heri Wahyudi juga mengapresiasi program RSI yang mendorong petani bisa memproduksi minyak sawit. Karena itu pihaknya ingin Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Batubara memiliki pabrik kelapa sawit (PKS) sehingga bisa meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).
Sehingga kabupaten ini tidak bergantung dari Dana alokasi umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pemerintah pusat. “Kami juga tidak hanya selalu berharap dari CSR perusahaan sawit yang ada di Batubara. Tapi kami ingin menciptakan pendapatan misalnya dari PKS yang bisa dikelola BUMD. Makanya kami membuka diri untuk berkolaborasi dengan RSI,” kata Heri Wahyudi.