Home > Pustaka

Perbedaan Al-Qur'an, Hadits Qudsi, dan Hadits Nabi dalam Kitab Tanwirul Qulub

Al-Quran, Hadits Qudsi, dan Hadits Nabi memiliki perbedaan yang signifikan.

Perbedaan Al-Qur'an, Hadits Qudsi, dan Hadits Nabi dalam Kitab Tanwirul Qulub

Oleh Syahruddin El Fikri

SAJADA.ID--Sahabat yang dirahmati Allah SWT. Sering muncul pertanyaan di masyarakat mengenai perbedaan antara Al-Qur'an, Hadits Qudsi, dan Hadits Nabi. Terkadang ada yang menyamakan antara Al-Qur'an dan Hadits Qudsi, bahkan sebaliknya ada juga yang menyebut Hadits Qudsi ya sama dengan Hadits Nabi.

Pertanyaan di atas seringkali dilontarkan karena ketidaktahuan akan perbedaan tersebut. Lalu seperti apakah penjelasannya?

Menurut Subhi Ash-Shalih dalam kitabnya Mabahits fii Ulumil Qur'an, Al-Qur'an itu adalah Kalamullah atau kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam (SAW) melalui perantaraan Malaikat Jibril yang berisi perintah serta larangan Allah dan menjadi mukjizat untuk Nabi Muhammad serta umatnya, dan merupakan ibadah bagi yang membacanya.

Itulah makna spesifik tentang Al-Qur'an. Ia merupakan kitabullah yang berisi petunjuk umat manusia. Secara singkat perbedaan ketiga hal itu (Al-Qur'an, Hadits Qudsi, dan Hadits Nabi) di dalam Kitab Tanwirul Qulub, karya Syekh Muhammad Amin Al Kurdi, halaman 550 yang diterbitkan oleh Toha Putra disebutkan bahwa;

Al-Qur'an adalah kitab yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhamamd SAW, dengan lafadz dan makna, agar menjadi ibadah bagi mereka yang membacanya, sekaligus sebagai mukjizat untuk melemahkan bagi seluruh makhluk yang ingin menirukannya walau hanya satu surat pendek di dalamnya.

Adapun Hadits Qudsi menurut Syekh Muhammad Amin Al Kurdi adalah diturunkan kepada Nabi Muhamamd SAW dengan tanpa perantara malaikat, tetapi ia diturunkan melalui Ilham atau mimpi dalam tidur, baik beserta lafadz dan maknanya, dan kadangnya hanya maknanya saja sementara lafadznya dari diri Nabi SAW dan membaca Hadits Qudsi bukanlah ibadah bagi manusia-manusia yang membacanya, dan ia bukanlah sebuah mukjizat.

Sementara itu, yang dimaksud dengan Hadits Nabawi adalah hadits baik berupa ungkapan perkataan (ucapan), perbuatan, maupun ketetapan dari Nabi SAW dengan lafadz (teks hadits) dari diri beliau sendiri, namun secara makna bersumber dari wahyu Allah SWT.

Dari ketiga hal itu, manakah yang paling mulia (Afdhal)? Yang paling Afdhal adalah Al-Qur'an, selanjutnya Hadits Qudsi, kemudian Hadits Nabi.

Demikian dikutip dari Kitab Tanwirul Qulub, karya Syekh Muhammad Amin Al Kurdiz halaman 550 yang diterbitkan oleh Toha Putra.

Semoga bermanfaat.

(SAJADA.ID)

Image
sajada.id

Official Media Yayasan Rumah Berkah Nusantara, part of Republika Network. email: infosajada.id, Silakan kirimkan info

× Image