Home > Hikmah

Kisah Tiga Pemuda Membanggakan Nasabnya Saat Latihan Memanah

Para pemanah merasa memiliki nasab yang paling hebat dibandingkan lainnya.
Ilustrasi tiga pemanah yang sibuk membanggakan nasabnya.
Ilustrasi tiga pemanah yang sibuk membanggakan nasabnya.

Kisah Tiga Pemuda Membanggakan Nasabnya Saat Latihan Memanah



SAJADA.ID--Sahabat yang dirahmati Allah SWT. Kebiasaan membangga-banggakan nasab telah ada sejak dulu kala. Mereka membanggakan garis keturunan untuk menunjukkan diri, seolah-olah paling hebat. Dalam pandangan mereka, tidak ada yang lebih hebat dar dirinya, karena nasabnya lebih baik.

Dalam Kitab Al-Adzkiya, Ibnu Jauzi mengisahkan ada tiga pemuda sedang latihan memanah yang kemudian membanggakan nasabnya masing-masing. Kisah ini diriwayatkan oleh Sa‘id bin Yahya Al-Umawi yang ia dapatkan dari ayahnya. (Ibnu Jauzi, Al-Adzkiya [Beirut: Daru Ihyail Ulum, 1990] halaman 188-189).

Dikisahkan, pada suatu hari ada tiga pemuda berkumpul untuk latihan memanah. Dua dari ketiga pemuda tersebut berasal dari keturunan suku Quraisy dan satu pemuda lagi adalah seorang budak.

Saat latihan memanah, dua pemuda Bani Quraisy mendapat kesempatan pertama dan kedua. Sementara pemuda yang berstatus budak mendapat giliran terakhir.

Pemuda Bani Quraisy keturunan Abu Bakar dan Thalhah mendapat kesempatan pertama dalam memanah. Busur panah yang ia tembakkan pun bisa mengenai sasaran dengan tepat. "Siapa dulu. Aku ini keturunan dua tanduk (Abu Bakar dan Thalhah)," ucap pemuda itu dengan nada sombong.

Selanjutnya, pemuda kedua Bani Quraisy, keturunan Utsman bin Affan mendapat giliran memanah. Anak panah yang ia lepaskan mendarat tepat sasaran. "Siapa dulu. Aku ini keturunan syuhada (Utsman bin Affan)," ujar pemuda itu dengan bangganya.

Saat giliran pemuda ketiga memanah, pemuda yang berstatus budak itu pun tidak kalah dengan dua pemuda sebelumnya, anak panah yang ia lemparkan berhasil melesat dengan sempurna dan tepat sasaran.

"Siapa dulu. Aku ini keturunan dari orang yang para malaikat pun bersujud kepadanya," kata pemuda ketiga seolah tidak kalah bangga pada leluhurnya.

Dua pemuda yang ada di sampingnya merasa kaget mendengar ucapan pemuda budak itu. Pasalnya, mereka berdua tahu bahwa pemuda ini hanyalah seorang budak.

"Siapa orang tersebut?" tanya dua pemuda Bani Quraisy hampir bersamaan.

× Image